Batik Pagi Sore, Upaya Menghemat Penggunaan Kain di Masa Lampau

Batik pagi sore merupakan batik yang memiliki dua motif dalam satu lembar kain sehingga bisa menghemat pengeluaran konsumen untuk membeli batik.

Batik Pagi Sore, Upaya Menghemat Penggunaan Kain di Masa Lampau Batik pagi sore diambil dari unggahan Instagram @cumaabby, Rabu (1/7/2020) (Instagram - @cumaabby)

Semarangpos.com, SOLO — Batik pagi sore merupakan batik yang memiliki dua motif dalam satu lembar kain. Batik ini dulunya kerap dipilih sebagai upaya masyarakat menghemat pengeluaran untuk membeli batik.

Batik tidak bisa dilepaskan dari tradisi Jawa. Batik dulunya kerap dipakai sebagai bawahan dalam pakaian sehari-hari. Tidak mengherankan jika kebutuhan batik di masa lampau terbilang banyak.

Seseorang setidaknya harus memiliki beberapa lembar kain batik untuk digunakan secara bergantian.

Pernyataan Ironis Gus Mus: Apakah Pemkab Rembang Tak Punya Bendera?

Sekitar tahun 1930-an terciptalah batik yang bernama batik pagi sore. Batik motif ini merupakan batik yang memiliki dua motif dalam satu lembar kain. Kedua motif tersebut bertemu pada bagian tengah kain yang kemudian dipisahkan oleh sebuah garis diagonal maupun garis vertikal.

Dengan menggunakan batik pagi sore, masyarakat pada masa lampau mampu menghemat biaya untuk membeli kain batik.

Jika dilihat fungsi kain batik yang digunakan sebagai busana keseharian, maka seseorang memerlukan dua lembar kain batik yang digunakan untuk pagi dan sore hari. Namun, dengan adanya inovasi ini, seseorang hanya membutuhkan satu kain batik saja dalam satu hari.

Sempat Telanjang Karena Sakit, Wanita Jepara Baru Ditolong Setelah Viral

Motif pertama digunakan pada pagi hari, sedangkan motif yang lain digunakan pada sore hari. Batik ini membuat pemakainya seolah-olah memakai dua batik dalam satu hari, padahal dirinya hanya menggunakan satu lembar saja.

Penjajahan Jepang

Pada masa penjajahan Jepang, batik pagi sore kian banyak diminati. Hal ini dikarenakan kelangkaan bahan pembuatan batik yang disebabkan adanya Perang Dunia II.

Perang Dunia II menyebabkan perdagangan mori dan bahan pewarna terputus, sehingga persediaannhya pun menipis. Karenanya, produsen batik harus memutar otak supaya permintaan batik dapat tetap terpenuhi.

Lahirkan Bayi Laki-Laki, Anak Punk Pendarahan di Semak Belukar Brebes

Pada masa sulit ini, produsen batik utamanya Pekalongan membuat desain batik yang lebih rumit. Hal ini bertujuan untuk memperlambat produksi karena terbatasnya persediaan kain mori, dan untuk mencegah terjadinya pemutusan kerja secara massal.

Hingga saat ini batik pagi sore masih banyak diminati. Batik motif ini masih bisa didapatkan dengan mudah dijumpai di pasaran.

Batik ini bisa menjadi alternatif bagi konsumen yang ingin mengoleksi beragam motif batik dengan biaya terbatas.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.