Batik Warak Ngendog, Simbol Akulturasi Budaya dari Semarang

Semarang sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia yang memiliki batik warak ngendog sebagai simbol akulturasi budaya Semarang.

Batik Warak Ngendog, Simbol Akulturasi Budaya dari Semarang Batik warak ngendog khas Semarang diambil dari laman batik figa, Selasa (11/8/2020). (batikfiga.com)

Semarangpos.com, SOLO Semarang merupakan salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia. Batik warak ngendog menjadi simbol akulturasi dari banyaknya budaya Semarang yang merupakan ibu kota Jawa Tengah itu.

Semarang bukan hanya ibu kota provinsi, tetapi juga menjadi salah satu wilayah metropolitan yang ada di Indonesia. Tidak heran jika penduduk Semarang berasal dari latar budaya yang beragam. Adapun etnis yang banyak ditemui di Semarang adalah Jawa, Tionghoa, dan Arab.

Batik warak ngendog konon dibuat sebagai lambang keberagaman budaya di Semarang. Berasal dari kata wara’ yang berarti suci, dan ngendog yang artinya bertelur. Warak merupakan makhluk rekaan alias karangan yang wujudnya terbentuk dari gabungan beberapa binatang.

Koruptor Jadi Babi Ketika Meninggal Kata Algoritma Alam

Kepala warak menyerupai kepala naga dalam budaya Tionghoa. Badan warak merupakan gambaran dari badan buraq yang merupakan binatang mitologi dari Timur Tengah. Serta kaki warak yang berjumlah empat diambil dari kaki kambing yang melambangkan etnis Jawa.

Warak ngendog juga merupakan nama mainan anak yang dulu sangat populer di Semarang. Mainan warak biasa ditemui saat dugderan. Dugderan merupakan festival rakyat yang diadakan di awal bulan Ramadan. Warak digunakan untuk menyambut, memeriahkan, sekaligus sebagai media dakwah.

Sudut Lurus

Warak ngendog memiliki bentuk sudut yang lurus. Sudut lurus warak memiliki makna filosofis yang mendalam. Sudut lurus konon menggambarkan citra warga Semarang yang terbuka lurus, dan berbicara apa adanya. Tidak ada perbedaan antara ungkapan hati dan ungkapan lisannya.

Urban Legend di Semarang, 9 Tempat Ini Dipercaya Angker

Warak dipercaya oleh masyarakat setempat akan bertelur setelah menjalankan serangkaian proses suci. Hal ini diartikan bahwa siapapun yang menjaga kesucian di bulan Ramadan, kelak akan mendapat banyak kebaikan dan pahala di saat Hari Lebaran.

Selain warak dan telur, batik warak ngendog juga tersusun dari beberapa ornamen. Ornamen penyusun batik ini di antaranya bunga, sayap, dan buah asam.

Bunga dikaitkan sebagai simbol kebahagiaan, kecantikan, dan kelembutan. Ornamen sayap menggambarkan bahwa walaupun manusia sudah mati, yang rusak hanyalah raga. Sedangkan jiwanya masih hidup dan harus menemui Tuhan. Buah asam merupakan simbol Kota Semarang dan menyiratkan pengayoman terhadap masyarakat.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.