Begini Misteri Jalur Tengkorak Wonosobo Kata Om Hao

Kisah Tanah Jawa menyelidiki salah satu daerah rawan kecelakaan di Kledung-Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang disebut Jalur Tengkorak.

Begini Misteri Jalur Tengkorak Wonosobo Kata Om Hao Tangkapan layar dari video unggahan channel Kisah Tanah Jawa di Youtube, Kamis (30/7/2020). (Youtube-Kisah Tanah Jawa)

Semarangpos.com, WONOSOBO — Kisah Tanah Jawa, Kamis (30/7/2020), mengunggah rekaman video hasil penyelidikan mereka di salah satu daerah rawan kecelakaan di Kledung-Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang kerap dijuluki Jalur Tengkorak. Konten bertajuk Jalur Tengkorak: Kisah Tragis Jalur Maut (Part 1) itu diunggah di Youtube.

Kisah Tanah Jawa adalah tim yang melakukan penyelidikan pada sejarah, mitos, dan cerita mistis di tanah Jawa. Bonaventura D. Genta, Hari Kurniawan alias Om Hao, serta Mada Zidan alias Mbah K.J. adalah tiga personel mereka.

Jalan tanjakan yang mereka bicarakan itu disebut Jalur Tengkorak oleh orang-orang. Hal itu disebabkan karena pada jalur tadi sering terjadi kecelakaan. Sebutan lainnya ialah redline.

Indahnya Taman Posong, Destinasi Wisata Asix di Temanggung

Om Hao dapat melihat melalui kacamata metafisika-nya. Menurutnya, peristiwa di Jalur Tengkorak Wonosobo itu berhubungan dengan hal-hal tak kasatmata.

“Dari jembatan yang di sana, sampai pertigaan yang pasar di bawah. Itu memang warnanya merah. Banyak darah yang saya lihat,” katanya.

Retrokognisi Om Hao

Om Hao memiliki bakat retrokognisi sehingga mampu melihat kembali peristiwa yang pernah terjadi pada masa lalu. Berdasarkan frekuensi yang dia lihat, ada 20-30 kasus kecelakaan besar yang terjadi dalam satu tahun di sana.

Penjelasan BMKG Semarang Terkait Embun Upas di Dieng

Ia menambahkan bahwa kecelakaan itu tidak terjadi pada sebarang alat transportasi, melainkan seperti dipilih oleh sosok tak terlihat. “Kebanyakan truk. Truk di sini bukan yang mengangkut bahan bangunan, tetapi lebih kayak sembako, terus sayuran, palawija gitu,” ujar Om Hao.

Menurut dia, ada beberapa kriteria pengemudi yang menjadi sasaran gangguan makhluk gaib. Salah satunya adalah pengemudi yang mengantuk ketika berkendara pada malam hari. Selain itu, pengemudi yang memakai handuk berwarna putih dianggap sebagai tanda.

“Tanda bahwasanya dahulu mengingatkan beberapa orang yang lewat di sini, di era Mataram dulu, dianggap begal gitu,” katanya. Stigma tersebut akan ada sampai selamanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.