Berstatus PDP sebelum Ramadan, Warga Joyotakan Solo Nekat Salat Berjemaah dan Menular

Laki-laki warga Joyotakan, Solo, telah berstatus PDP sebelum Ramadan dan nekat salat berjemaah di masjid sehingga menulari warga lain.

Berstatus PDP sebelum Ramadan, Warga Joyotakan Solo Nekat Salat Berjemaah dan Menular Isolasi wilayah di Joyotakan, Solo. (Detik.com)

Semarangpos.com, SOLO – Satu jemaah masjid di Joyotakan, Solo, yang dinyatakan positif corona dipastikan tidak tertular virus saat Salat Tarawih. Laki-laki itu telah berstatus PDP atau pasien dalam pengawasan sebelum Ramadan.

Ketika dimintai konfirmasi Semarangpos.com, Minggu (17/5/2020), Lurah Joyotakan, Purbowinoto, mengatakan hal itu. Dia menegaskan pasien tersebut tidak tertular saat mengikuti Tarawih, melainkan telah berstatus PDP sebelum Bulan Puasa.

“Tapi, memang dia menjadi jemaah yang rutin salat berjemaah di masjid dekat rumahnya itu. Masjid tersebut tidak dibuka untuk warga luar, tapi hanya lingkungan sekitar. Mereka juga menjalani protokol kesehatan sebelum dan sesudah aktivitas. Jadi tampak dari luar, masjid itu tidak ada aktivitas,” tutur Purbo.

7.000 Warga Jateng di Jabodetabek Sudah Terima Bantuan

Meski berstatus PDP, pria berusia 63 tahun itu tetap rutin mengikuti salat jemaah di masjid di dekat rumahnya di Joyotakan Solo. Alhasil, tujuh kontak eratnya yang merupakan jemaah masjid dan anggota keluarga menunjukkan hasil reaktif saat menjalani rapid test.

Fakta tersebut membuat pasien ke-25 di Solo yang merupakan jemaah masjid di Joyotakan disebut sebagai super spreader. Pasien tersebut diketahui bekerja di toko mebel. Dia merupakan orang kedua di Joyotakan yang terjangkit Covid-19.

Kasus pertama adalah pria berumur 34 tahun yang menjadi pasien ke-18 di Solo dan sudah dinyatakan sembuh.

Umat Islam Banyumas Diajak Laksanakan Salat Id di Rumah Saja

Meski ada satu jemaah positif corona, masjid di Joyotakan itu tidak menghentikan aktivitas salat dan tarawih bersama. Pemkot Solo sudah melakukan pendekatan kepada takmir masjid, namun mereka berkukuh.

Salat Berjemaah

Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Solo, Mustain Ahmad, mengaku sudah berkomunikasi dengan takmir masjid yang salah satu jemaah menjadi pasien positif corona di Joyotakan itu.

Perwakilan Kemenag dan Muspika Kecamatan Serengan telah menggelar pertemuan hingga dua kali.

737 Pekerja Migran Tiba di Jateng, Potensi Kasus Covid-19 Bertambah?

Mereka mengimbau pengelola masjid agar meniadakan ibadah berjemaah di masjid tersebut untuk sementara waktu. Pertemuan pertama dilakukan pada Jumat (8/5/2020) pagi dan yang kedua pada sore harinya.

Namun, takmir masjid beralasan telah menerapkan protokol kesehatan sehingga tetap menggelar salat jemaah. Selain itu, mereka menyebut kegiatan ibadah di masjid tersebut adalah keinginan dari jemaah.

Kemenag mengaku tidak berwenang melarang penyelenggaraan ibadah karena Solo tidak sedang menjalani pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.