Cerita Didik yang 20 Jam Kendarai Bajaj untuk Mudik dari Jakarta ke Boyolali

Kisah unik kali ini ditorehkan warga Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) yang nekat mudik dari Jakarta dengan mengendarai bajaj selama 20 jam lebih.

Cerita Didik yang 20 Jam Kendarai Bajaj untuk Mudik dari Jakarta ke Boyolali Didik tengah merapikan spion bajaj miliknya yang digunakan untuk mudik dari Jakarta ke Boyolali saat berhenti di Semarang, Selasa (4/5/2021). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Semarangpos.com, SEMARANG – Stiker bertuliskan “Slow But Sure” terpampang di bagian belakang bajaj yang terparkir di depan LP Kelas IA Semarang atau yang populer disebut Lapas Kedungpane, Selasa (4/5/2021) siang. Bajaj itu milik Didik, 35, seorang warga asal Boyolali yang sudah lama merantau di Jakarta.

Didik sengaja berhenti di depan Lapas Kedungpane, siang itu. Tujuannya tak lain untuk melepas penat setelah hampir 18 jam berkendara dengan menggunakan bajaj.

Ia mengaku baru saja melakoni perjalanan panjang dari Jakarta. Perjalanan itu dilakoni agar bisa mudik dan merayakan Lebaran di kampung halaman, di Gedangan, Cepogo, Boyolali.

Baca juga: Kematian Covid-19 Jateng Disebut Tertinggi, Ini Kata Kepala Dinkes…

“Ini istirahat yang keempat. Sebelumnya, saya beristirahat di Karawang, Subang, dan Tegal,” ujar Didik saat berbincang dengan wartawan di depan Lapas Kedungpane.

Didik mengaku sudah setahun lebih tidak pulang ke kampung halamannya akibat pandemi Covid-19. Oleh karenanya, Lebaran tahun ini ia pun bersikeras untuk mudik.

Ia tak mau lagi merasakan sepinya merayakan Lebaran seorang diri di tanah perantauan. Selama ini, ia tinggal di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

“Dari Tebet tadi malam sekitar pukul 20.00 WIB. Sampai di sini [Kota Semarang] sekitar pukul 12.00 WIB. Insyallah sampai Boyolali nanti pukul 15.00 WIB,” tuturnya.

Didik mengaku diliputi perasaan waswas saat hendak mudik kali ini. Hal ini dikarenakan gencarnya pemberitaan di media massa terkait larangan mudik Lebaran 2021.

Ia pun menyiasati mudik lebih awal atau sebelum larangan mudik diterapkan mulai 6 Mei 2021.

Menurutnya selama bus masih diizinkan jalan, mudik masih diperbolehkan.

Perjalanan Malam

“Kalau mudik tanggal 6 Mei takut disuruh putar balik. Jadi, saya pilih mudik lebih awal. Selain itu, perjalanan juga harus malam hari untuk menghindari petugas,” tuturnya.

Kendati demikian, ia sangat berhati-hati. Terutama saat melintasi wilayah Bekasi hingga Cirebon yang kabarnya banyak pos penyekatan pemudik.

Namun, rupanya banyak pos yang tidak dijaga petugas. Pun demikian, saat memasuki kawasan Mangkang, Kota Semarang.

Alhasil, meski tanpa dilengkapi surat bebas Covid-19, Didik sukses menempuh perjalanan Jakarta-Semarang sejauh 453 kilometer (km).

Sepanjang perjalanan, Didik mengaku tak mengalami banyak hambatan. Ia memilih lewat jalur reguler atau non-tol.

Baca juga: Jelang Larangan Mudik, Polda Jateng Tambah Pos Penyekatan

Didik mengaku mudik dengan bajaj sudah dilakoninya sebanyak empat kali Lebaran. Ia tidak mudik hanya pada tahun 2020 lalu saat awal pandemi Covid-19.

Menurutnya, mudik menggunakan bajaj jauh lebih irit dibanding menggunakan moda transportasi umum seperti bus.

“Mudik dengan bajaj hanya butuh dana Rp300.000. Itu untuk beli Pertalite sekitar 25 liter serta makan dan kopi. Kalau naik bus minimal butuh ongkos Rp450.000. Selain itu, bajajnya juga bisa buat silaturahmi ke rumah sanak saudara,” ujarnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.