Dampak Pandemi, Investasi Jateng Turun 20,55 Persen

Nilai investasi yang masuk ke Jawa Tengah atau Jateng selama masa pandemi Covid-19 mengalami penurunan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya.

Dampak Pandemi, Investasi Jateng Turun 20,55 Persen Kepala DPMPTSP Jateng, Ratna Kawuri, saat menggelar jumpa pers terkait pencapaian investasi Jateng hingga kuartal III 2020 di kantornya, Selasa (3/11/2020). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Semarangpos.com, SEMARANG — Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan memberikan dampak negatif pada iklim investasi di Jawa Tengah (Jateng).

Data Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng menyebutkan investasi yang masuk ke Jateng hingga kuartal III 2020 mencapai Rp37,53 triliun. Jumlah itu turun sekitar 20,55% atau sekitar Rp9,71 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni Rp47,24 triliun.

Kepala DPMPTSP Jateng, Ratna Kawuri, mengatakan secara target, pencapaian investasi di Jateng memang sudah melampaui ekspektasi. Target investasi di Jateng yang diberikan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada tahun ini sekitar Rp26,99 triliun, dan telah tercapai Rp37,53 triliun.

Batang Tawarkan Dua Kawasan Industri

Meski demikian, jika dihitung berdasarkan pencapaian tahun lalu, nilai investasi yang masuk ke Jateng mengalami penurunan yang signifikan.

“Kalau dihitung secara target memang pencapaian kita sudah berada di atas, yakni 139%. Tapi, memang kalau dibandingkan tahun lalu [year on year] terjadi penurunan sekitar 20,55%. Pandemi Covid-19 ini memang menggerus segala aspek,” ujar Ratna saat konferensi pers di kantornya, Selasa (3/11/2020).

Ratna menambahkan investasi mencapai Rp37,55 triliun yang masuk ke Jateng sepanjang tahun ini berasal 7.901 proyek baik yang berasal dari penanam modal asing (PMA) maupun penanam modal dalam negeri (PMDN).

Tenaga Kerja

Total ada 2.115 proyek yang dikerjakan PMA dengan nilai mencapai Rp14,73 triliun. Proyek sebanyak itu mampu menyerap tenaga kerja sekitar 83.264 orang, baik dari dalam maupun luar negeri.

Sementara, dari 5.786 proyek yang dikerjakan investor dalam negeri atau PMDN dengan nilai mencapai Rp22,79 triliun mampu menyerap 46.269 tenaga kerja, baik asing maupun dalam negeri.

“Ada peningkatan penyerapan tenaga kerja pada tahun ini dibanding tahun lalu. Tahun ini total tenaga kerja yang terserap mencapai 129.560 orang, atau naik sekitar 57.921 orang dibanding tahun lalu,” terang Ratna.

Pandemi, Investasi Jateng Lampaui Target

Sementara itu, berdasarkan sektor usaha, bidang energi paling diminati investor dari luar negeri atau PMA. Disusul sektor industri manufaktur seperti garmen dan kerajinan.

Sedangkan untuk investor dalam negeri, cenderung banyak yang menanamkan modalnya pada sektor tranportasi dan telekomunikasi, mineral non logam, dan makanan.

“Untuk investor luar negeri, Jepang masih menjadi yang paling banyak menanamkan modalnya di Jateng. Yakni, 69% dari total investasi PMA. Disusul Korea Selatan, Singapura, Taiwan, dan Tiongkok,” ujar Ratna.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.