Di Lerep Ungaran Jajanan Tradisional Dibeli Pakai Koin Khusus
Masyarakat Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, setiap Minggu Pon, menjual jajanan tradisional di Pasar Tempo Doeloe demi menggerakkan wisata Semarang.
Semarangpos.com, UNGARAN — Kembali ke tempo dulu makin menjadi tren di masa kini. Peluang ini juga coba ditangkap masyarakat Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Menggenjot pariwisata sejak tiga tahun lalu, warga Desa Lerep menjual jajanan tradisional Pasar Tempo Doeloe.
Tak seperti berbelanja di pasar tradisional, uang kertas tidak berlaku dalam transaksi di Pasar Tempo Doeloe. Di pasar yang digelar rutin setiap hari Minggu Pon di Kompleks Embung Sebligo, Desa Lerep itu, warga harus menukarkan uang dengan koin khusus dengan nilai yang sama.
Untuk bisa masuk ke kawasan pasar jadul warga terlebih dulu menukarkan uang dengan koin kayu yang sudah disediakan. Uang itu memiliki nilai yang sama dengan nilai rupiah. Misalnya koin kayu senilai Rp5.000, Rp10.000, atau Rp1.000.
Jateng Pertimbangkan RS Khusus Virus Corona
Saat membeli jajanan tradisional yang ditawarkan, jika ada kembalian maka uang kembali juga berbentuk koin kayu. Sementara jika koin kayu tersisa, pengunjung bisa kembali menukarkan dengan uang rupiah ketika keluar.
Pasar Tempo Doeloe dibuka khusus, Kamis (12/3/2020), bersamaan dengan Festival Iriban di desa setempat. Acara itu bahkan dihadiri pula oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pasar Tempoe Doeloe menjajakan penganan tradisional seperti pecel, bubur tumpang, dan krupuk gendar. Para pedagang mengenakan pakaian adat Jawa.
Gadis Indigo Disambut Monyet Sunan Kalijaga di Gua Kreo
Kesan jadul makin lekat dengan bangunan pasar yang sengaja dibuat dengan rangkaian bambu. Wadah yang digunakan semuanya bernuansa tradisional. Piring dan gelas kaca diganti dengan gerabah. Sementara plastik diganti dengan daun pisang.
Panorama Gunung Ungaran
Membeli penganan di Pasar Tempo Doeloe Lerep, pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan embung. Pemandangan itu berlatar Gunung Ungaran. Lerep memang merupakan desa tertinggi di Kecamatan Ungaran Barat.
Pengacara Rektor Unnes Tuduh Pelapor Plagiarisme Numpang Tenar
Pegiat Pokdarwis Lerep, Kamali, bercerita pasar jadul digagas bersama warga sejak setahun lalu. “Kami memang sedang merintis desa wisata, harapannya bisa melibatkan seluruh warga,” ujar Kamali ketika berbincang dengan Semarangpos.com, Kamis (12/03/2020).
Selain itu warga desa ingin ikut ambil bagian mengurangi sampah plastik. Kendati begitu belum ada dampak siginifikan terhadap pengurangan konsumsi plastik di desa ini.
Seorang pedagang, Sumarno, mengatakan sejak dibukanya Pasar Tempo Doeloe dirinya memiliki penghasilan tambahan. “Sehari-hari saya jualan bakso, kalau ada pasar ada tambahan penghasilan dengan berjualan makanan tradisional,” kata dia. (Nadia Lutfiana Mawarni)
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Roadshow Mall to Mall di Semarang, Saloka Siapkan Harga Spesial
- Telkom Dukung Pembangunan Desa Melalui Penerapan Sustainable Tourism Development
- Gua Maria Ambarawa Miliki Patung Bunda Maria Tertinggi Se-Asia
- Merasakan Sensasi Joging di Hutan Wisata Tinjomoyo
- Asyik! Semarang Bridge Fountain Kembali Nyala Akhir Pekan Ini
- Pakan Satwa Menipis, Bonbin Mangkang Galang Donasi
- Hari Pertama Buka, Museum Lawang Sewu Tolak 95 Pengunjung
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.