Gubernur Ganjar Beberkan Alasan Tes PCR di Jateng Tak Penuhi Target

Tes PCR di Jateng hingga kini masih terbilang rendah dan belum memenuhi target yang ditetapkan yakni 5.000 tes per hari, sama dengan standar dari WHO.

Gubernur Ganjar Beberkan Alasan Tes PCR di Jateng Tak Penuhi Target Ilustrasi laboratorium PCR. (Semarangpos.com-Humas Pemprov Jateng)

Semarangpos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, membocorkan alasan tes polymerase chain reaction atau PCR untuk mendeteksi Covid-19 di wilayahnya sulit memenuhi target. Jateng menargetkan mampu menggelar 5.000 tes PCR setiap harinya.

Meski demikian, target itu belum tercapai. Ada sejumlah kendala yang dihadapi Pemerintah Jateng dalam menggelar tes PCR secara masif. Salah satunya yakni keterbatasan bahan baku untuk menggelar tes, seperti reagen.

“Tadi ketemu masalahnya, kenapa tes PCR sulit didorong. Ternyata ada beberapa problem di laboratorium. Kebanyakan mengeluh barang habis pakai, seperti reagen dan sebagainya yang ternyata belum terpenuhi. Ini butuh di-cover, kalau tidak, mereka [laboratorium] akan lambat kerjanya,” ujar Ganjar seusai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (7/9/2020).

Anggaran Covid-19 di Jateng Baru Terserap 50%

Meski demikian, Ganjar mengaku cukup kesulitan memenuhi kebutuhan reagen itu. Oleh karenanya, ia pun akan melakukan kerja sama dengan laboratorium swasta guna mempercepat proses pemeriksaan massal itu.

“Kalau memang laboratorium pemerintah tidak mampu, ya kita ajak swasta saja. Kalau sama-sama satu pemeriksaan swab nominalnya Rp1 juta atau Rp1,5 juta, ya sudah kasih swasta saja biar mengerjakan. Kalau kita memang sulit mendapatkan reagen dan barang habis pakai lain, ya kasih swasta saja. Nanti sistemnya reimburse,” jelasnya.

Menurutnya, dengan pola selama ini, pemerintah akan sulit mengejar target percepatan pengecekan spesimen. Padahal, kecepatan pengecekan itu akan berdampak pada berbagai hal, termasuk penanganan pasien covid-19 dan manajemen rumah sakit.

“Selama ini, Dinkes kami mengadakan sendiri repot, tidak ada barangnya. Kalau tetap seperti ini, nanti tidak selesai-selesai,” ucapnya.

Minim SDM

Dengan menggandeng laboratorium swasta, maka percepatan itu lanjut Ganjar bisa dilakukan. Misalnya untuk seluruh komponen pengecekan dibutuhkan anggaran Rp1-1,5 juta, maka pemerintah bisa membayar untuk kepentingan itu.

Tak Hanya di Banyumas, Happy Hypoxia Juga Ditemukan di Solo & Semarang

“Kita enggak usah repot kulakan, tinggal bayar. Fair. Itu bisa didorong achievement-nya, jadi mereka bisa kita kejar untuk pemenuhan target,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yulianto Prabowo, mengatakan selain bahan baku, sejumlah laboratorium PCR di Jateng juga kekurangan tenaga. Pihaknya sudah berupaya melakukan penambahan, tapi tetap saja belum mencukupi.

“Itu menjadi problem laboratorium untuk melaksanakan tugas pengecekan sesuai target yang ditetapkan,” beber Yulianto.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.