Hama Serang Pekalongan, 175 Ha Tanaman Padi Jadi Korban

Hama tikus, wereng cokelat, hingga walang sangit mengamuk di lahan persawahan Pekalongan pada masa tanam (MT), Oktober-Maret ini.

Hama Serang Pekalongan, 175 Ha Tanaman Padi Jadi Korban Sekitar 175 ha tanaman padi di Kabupaten Pekalongan diserang hama tikus. (Antara-Kutnadi)

Semarangpos.com, KAJEN — Sekitar 175 ha lahan tanaman padi di Kabupaten Pekalongan diserang berbagai jenis hama. Mulai tikus, wereng cokelat, dan hingga walang sangit mengamuk pada masa tanam (MT), Oktober-Maret ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Kabupaten Pekalongan, Siswanto di Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (7/3/2020), mengatakan bahwa luas tanaman padi yang terserang hama dengan intensitas ringan sebanyak 140 ha. Sedangkan untuk kategori sedang 25 ha, sementara itu berat 8 ha.

“Bahkan, ada sekitar 2 ha lahan tanaman padi di Kecamatan Kesesi sudah mengalami puso atau gagal panen,” katanya.

Sumur Bor Semburkan Lumpur di Grobogan Ditutup, Gas Rawa Alasannya…

Siswanto mengatakan untuk mengantisipasi meluasnya serangan hama ini, pemkab bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan kelompok tani melakukan pengendalian hama dengan melakukan gropyokan. Dilakukan pula pemberian bantuan obat pembasmi.

“Kami sudah menyiapkan bantuan obat pembasmi hama yang jenisnya sesuai yang dibutuhkan. Selain itu, kita juga melakukan pemberantasan hama tikus dengan melalui sistem gropyokan,” katanya.

Satlantas Polrestabes Semarang Ikut Asyik Main Tik Tok

Komandan Koramil Bojong Kapten Inf. Wiyoto mengatakan kegiatan gropyokan tikus dilakukan karena adanya laporan dari para petani yang mengaku tanaman padinya diserang hama pengerat.

“Berdasar laporan dari warga dan pantauan petugas Babinsa memang terdapat tanaman padi yang terserang hama tikus sehingga perlu diadakan pembasmian agar pertumbuhan tanaman bisa normal,” katanya.

Ia mengatakan hama tikus ini sangat berbahaya apabila tidak segera diantisipasi karena akan menghabiskan batang tanaman padi yang sedang tumbuh dan bisa mengakibatkan gagal panen. “Organisme pengganggu tanaman ini kalau dibiarkan sangat berbahaya sehingga kita bersama-sama dan serentak melakukan gerakan gropyokan,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.