Harga Rokok Naik, Tembakau di Kafe Semarang Jadi Alternatif

Seorang pelanggan memilih tembakau di Mukti Cafe, Kota Semarang, Kamis (16/1/2020). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Harga Rokok Naik, Tembakau di Kafe Semarang Jadi Alternatif Seorang pelanggan memilih tembakau di Mukti Cafe, Kota Semarang, Kamis (16/1/2020). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Semarangpos.com, SEMARANG — Harga rokok yang terus merangkak naik membuat para konsumennya seperti kebakaran jenggot. Demi menyiasati kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo menaikkan tarif cukai tembakau itu, para perokok mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan menikmati asap tembakau itu.

Ada yang mulai beralih ke rokok elektrik atau vape. Namun, ada juga yang mulai menjajaki cara-cara tradisional untuk menikmati tembakau, yakni dengan cara melinting atau Tingwe. Nah, di Kota Semarang ada satu kafe yang menjual aneka tembakau dari berbagai daerah di Indonesia.

Kafe itu tak lain adalah Mukti Cafe yang terletak tak jauh dari kawasan Pecinan, Kota Semarang. Bukan hanya menjual tembakau, kafe tersebut juga rela mengajari pelanggannya untuk menggulung tembakau.

“Melinting itu bukan pelarian, tapi perjalanan. Jadi harus sabar untuk melinting,” ujar Raditya, salah seorang pegawai Mukti Cafe, saat dijumpai Semarangpos.com, beberapa waktu lalu.

Seorang pelanggan tengah memilih tembakau di Mukti Cafe, Kota Semarang, Kamis (16/1/2020). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Mukti Cafe awalnya merupakan toko tembakau. Bahkan, Mukti Cafe merupakan salah satu toko tembakau tertua di Semarang.

Namun, seiring perubahan zaman, pada 2014 lalu, toko tembakau itu berubah menjadi kafe. Pelanggan pun tidak hanya bisa membeli tembakau, tapi juga menikmati sambil minum kopi, cokelat, atau hidangan lainnya.

Bagi Mukti Cafe, kenaikan tarif cukai rokok mencapai 23% yang diikuti kenaikan harga jual eceran (HEJ) 35% tak terlalu memberikan dampak.

“Kan yang naik cukai rokok, bukan tembakau. Tapi, kenaikan itu tak lantas membuat kami senang. Kami juga prihatin, karena kenaikan itu akan berimbas terhadap harga jual tembakau petani ke pabrik,” jelas Raditya.

Raditya mengatakan ada sekitar 30 jenis tembakau dari berbagai daerah yang dijual di Mukti Cafe. Mulai dari tembakau Sopeng asal Sulawesi, Madura, Garut, Ampenan, hingga Boyolali.

Seorang pelanggan tengah belajar melinting rokok di Mukti Cafe, Kota Semarang, beberapa waktu lalu. (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Tak hanya tembakau asli dari daerah atau natural blend, Mukti Cafe juga menjual tembakau hasil racikan toko tersebut yang disebut flavors blend maupun classic blend. Mulai dari flavours blend bercita rasa strawberry, cokelat, kopi, whiskey, hingga vanila dijual di kafe itu.

Harga tembakau pun bermacam-macam. Ada yang dijual dengan harga puluhan ribu rupiah per kilogram (kg), hingga ratusan ribu rupiah. Meski demikian, Mukti Cafe juga melayani pembelian tembakau dengan berat per 5 gram. Tembakau yang dijual dengan eceran per 5 gram biasanya merupakan jenis flavors blend.

Biasanya flavors blend itu yang beli pelanggan baru. Mereka yang beli merupakan pelanggan yang baru atau belajar menikmati tembakau linting,” terang Raditya.

Nah, berminat ke Mukti Cafe? Kafe ini tak terlalu sulit ditemukan. Mukti Cafe berada di Jalan Wahid Hasyim, Kranggan, Kota Semarang. Lokasinya tak jauh dari gerbang atau pintu masuk kawasan Pecinan Semarang.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.