Hebat! Produsen Sarung Batik Pekalongan Mulai Bangkit

Produsen sarung batik khas Pekalongan mulai bangkit setelah pelonggaran adaptasi kebiasaan baru alias new normal sesudah masa pandemi Covid-19.

Hebat! Produsen Sarung Batik Pekalongan Mulai Bangkit Proses produksi sarung batik Pekalongan yang diunggah di Instagram Pemerintah Kota Pekalongan , Sabtu (18/7/2020). (Instagram @pemkotpekalongan)

Semarangpos.com, PEKALONGAN — Produsen sarung batik khas Pekalongan mulai bangkit setelah diterapkannya pelonggaran adaptasi kebiasaan baru alias new normal. Produksi sarung yang sempat terhenti pada masa pandemi Covid-19 saat ini telah aktif kembali.

Sarung batik merupakan salah satu hasil produksi khas Pekalongan. Sarung ini pada zaman dahulu sering digunakan oleh masyarakat. Namun, dari hari ke hari, peminat sarung batik semakin menurun.

Dalam rangka meningkatkan kembali budaya masyarakat, Wali Kota Pekalongan Saelany berupaya meningkatkan kembali citra sarung batik.

Tegal Buka Lagi Wisata Kuliner Pasar Slumpring, Konsumen Wajib Unduh Aplikasi  

Pada tahun 2018, Pemkot Pekalongan mulai menggagas pemakaian sarung batik. Pembuatan tekstil khas ini menjadi upaya pemkot mempertahankan predikat kota kreatif yang diterima Kota Pekalongan dari UNESCO.

Pascadilontarkannya gagasan pemakaian sarung batik diterbitkan, permintaan produk tekstil khas ini pun meningkat. Peningkatan permintaan ini berasa dari dalam hingga luar daerah Kota Pekalongan. Hal ini tentu berdampak kepada pertumbuhan perekonomian masyarakat.

View this post on Instagram

Produksi dan Penjualan Sarung Batik Kembali Bergeliat⁣ ⁣ Kota Pekalongan – Sejak adanya pelonggaran dalam masa adaptasi kebiasaan baru, aktivitas produksi batik Pekalongan khususnya Sarung Batik kembali menggeliat. Dengan mengendarai vespa, Walikota Pekalongan,HM Saelany Machfudz,SE menilik salah satu pemilik rumah produksi sarung batik khas Kota Pekalongan milik Mastur, yang berlokasikan di Pringlangu Gg.8, Kelurahan Pringrejo,Kecamatan Pekalongan Barat,Kota Pekalongan,Sabtu(18/7/2020).⁣ ⁣ Dalam kesempatan tersebut, Saelany berdialog dengan para pekerja di rumah produksi sarung batik tersebut serta mencoba mempraktekkan pembuatan sarung cap berbahan kain primis.⁣ ⁣ Saelany mengungkapkan bahwa sejak dilaunchingnya sarung batik pada momentum HUT ke-112 Kota Pekalongan Tahun 2018 menunjukkan perkembangan yang luar biasa dimana pamor sarung batik dapat kembali menggeliat di Kota Pekalongan. Menurut Saelany, sarung batik juga sebagai bagian dari upaya Pemkot Pekalongan untuk mempertahankan predikat Kota Kreatif dari yang diberikan oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang disandang Kota Pekalongan.⁣ ⁣ Pemerintah Kota Pekalongan sendiri telah menggagas pemakaian sarung batik tersebut sejak 2018 lalu. Mengingat memakai sarung batik merupakan budaya masyarakat Pekalongan tempo dulu serta tradisi yang harus terus dihidupkan dari generasi ke generasi. Dalam perjalanannya, dengan dilaunching sarung batik ini berdampak luar biasa untuk perekonomian Kota Pekalongan.⁣ ⁣ "Memang ini ada siklusnya ketika awal dilaunching sarung batik ini booming luar biasa pesanan-pesanannya dari luar daerah. Namun, ketika adanya pandemi Corona sedikit agak lesu karena para pengrajin sempat vakum berjualan beberapa bulan. Tapi sekarang Alhamdulillah dengan adanya kelonggaran dan tetap patuhi protokol kesehatan, penjualan sarung batik Pekalongan mulai bangkit kembali dan mengalami peningkatan terlebih lagi sudah dimulainya aktivitas belajar para santri di pondok," terang Saelany.⁣

A post shared by Pemkot Pekalongan (@pemkotpekalongan) on

Permintaan Susut

Namun, selama masa pandemi permintaan sarung batik menurun. Bahkan banyak rumah produksi sarung batik yang sempat berhenti saat masa pandemi Covid-19.

“Memang ini ada siklusmya ketika awal di-launching sarung batik ini booming luar biasa pesanan-pesanannya dari luar daerah. Namun, ketika adanya pandemi corona sedikit agak lesu karena para pengrajin sempat vakum (berhenti) berjualan beberapa bulan,” ungkap Saelany dalam Intagram @pemkotpekalongan, Jumat (18/7/2020).

PSIS Semarang Sulit Penuhi Syarat Gugus Tugas Covid-19

Saelany menuturkan dengan adanya kelonggaran adaptasi kebiasaan baru yang telah diterapkan oleh Pemkot Pekalongan membuat sebagian rumah produksi mulai aktif beroperasi.  “Alhamdulillah dengan adanya kelonggaran dan tetap patuhi protokol kesehatan, penjualan sarung batik Pekalongan mulai bangkit kembali dan mengalami peningkatan terlebih lagi sudah dimulainya aktivitas belajar para santri di pondok,” tutupnya.

Salah satu rumah produksi yang kembali aktif adalah milik Mastur yang berlokasi di Pringlangu Gang 8, Kelurahan Pringrejo, Kecamatan Pekalongan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Saelany turut hadir untuk memantau kelanjutan produksi sarung batik yang sempat terhenti selama beberapa waktu karena adanya pandemi.

Dalam kesempatan tersebut, Saelany juga mencoba mempraktikkan pembuatan sarung cap berbahan kain primis.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.