Ida Fauziyah ke Semarang, Jadi Menteri Bukan Calon Wagub

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Selasa (26/11/2019), menutup Rapat Koordinasi Bidang Pelatihan dan Produktivitas di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Semarang, Jawa Tengah.

Ida Fauziyah ke Semarang, Jadi Menteri Bukan Calon Wagub Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menutup Rapat Koordinasi Bidang Pelatihan dan Produktivitas di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Semarang, Selasa (26/11/2019). (Antara-I.C.Senjaya)

Semarangpos.com, SEMARANG – Ida Fauziyah, Selasa (26/11/2019), bertandang ke Semarang, ibu kota Jawa Tengah. Bukan lagi sebagai calon wakil gubernur yang berpasangan dengan calon gubernur Sudirman Said. Ia datang sebagai Menteri Ketenagakerjaan.

Ida Fauziyah hadir di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Semarang untuk menutup Rapat Koordinasi Bidang Pelatihan dan Produktivitas. Sebagai Menaker, Ida Fauziyah mengatakan bahwa ekspektasi masyarakat terhadap program kartu prakerja sangat besar dan pemerintah berusaha meresponsnya dengan baik.

“Ekspektasinya sangat besar, bahkan baru tahap penyiapan saja ekspektasinya sudah besar,” kata Ida yang dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 lalu bersaing dengan pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin itu.

Ia mengatakan bahwa hal itu antara lain terlihat dari banyaknya warga dan calon pekerja yang mengakses informasi mengenai kartu prakerja di laman resmi Kementerian Ketenagakerjaan. “Saking tingginya ekspektasi masyarakat, website kita sampai kewalahan,” katanya.

Ia mengatakan bahwa pemerintah berusaha merespons harapan masyarakat tersebut dengan baik.

Menteri Ketenagakerjaan sempat pula mengemukakan beberapa tantangan sektor ketenagakerjaan hingga lima tahun ke depan, termasuk tingkat pendidikan pekerja yang masih rendah. Menurut dia, separuh lebih pekerja di Indonesia merupakan warga tamatan sekolah menengah pertama dan mereka yang tidak bersekolah. Di samping itu, 55,73% pekerja di Indonesia bekerja di sektor informal.

Ida Fauziyah juga mengutip hasil survei yang menyebut sekitar 23 juta pekerja akan terdampak otomatisasi dan menyatakan bahwa kondisi itu menuntut pemerintah untuk meningkatkan keahlian pekerja. “Dituntut upskilling dan reskilling. Kalau tidak tingkat pengangguran terbuka akan semakin meningkat,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.