Ini Cara Peternak Purworejo Cetak Sapi Lokal Terbesar
Hermawan seorang peternak sapi lokal asal Desa Depokrejo, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah berhasil mencetak sapi lokal terbesar.
Semarangpos.com, PURWOREJO — Hermawan seorang peternak sapi lokal asal Desa Depokrejo, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah berhasil mencetak sapi lokal terbesar. Dia sukses setelah memulai ternak dua ekor sapi dan pernah rugi ratusan juta rupiah.
Sapi lokal yang dipelihara Hermawan rata-rata memiliki bobot satu ton. Sapi peliharaan peternak Purworejo itu juga pernah menjuarai kontes sapi tingkat nasional.
Hermawan mencoba bisnis peternakan setelah lulus SMA. “Setelah saya lulus SMA, ada tuntutan untuk usaha dan saya memilih terjun kedunia peternakan.,” ucap Hermawan dalam unggahan Youtube CapCapung Cetak Sapi Lokal Terbesar Mahasiswa ini Meraup Untung Besar dan Juara Kontes Sapi Nasional, Jumat (10/7/2020).
Ini Kata Om Hao Soal Cinta Ditolak Dukun Bertindak
Diakuinya, keterlibatannya dengan peternakan sapi mengikuti langkah pamannya. “Paman saya mempunyai dua ekor sapi, jantan dan betina,” akunya sebagaimana terungkap dalam unggahan Youtube itu.
Lebih dari itu, Hermawan tertarik dengan sapi karena adanya kepuasaan saat memberi makan. Dalam sehari, satu ekor sapi minum dua bahkan empat ember dalam sehari.
Tahun pertama bisnisnya berjalan, Hermawan dapat menjual 56 ekor sapi. Namun, di tengah perjalanan bisnisnya Hermawan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Batik Semen Gedhe Sawat Gurdha untuk Cucu Raja
“Saya sempat rugi Rp104 juta dalam artian rugi pakan. Setiap bulannya saya harus membeli makanan sapi sekitar Rp10 juta. Hampir delapan bulan sapi saya tidak ada yang gemuk, bahkan malah tambah kurus,” ujar Hermawan.
Rugi Besar
Setelah mengalami kerugian yang cukup banyak, Hermawan tidak berani lagi untuk beternak banyak sapi. Namun kegagalannya itu memacunya untuk terus belajar dan memahami karakter sapi.
Diakui Hermawan, dirinya tertarik dengan sapi lokal. “Karena sapi lokal lebih dekat dengan manusia, dan sapi lokal dapat bersaing dengan sapi import, karena kualitas dagingnya tidak kalah. Sapi lokal bobotnya juga bisa satu ton lebih,” ucap Hermawan.
Heboh Kejar-Kejaran dalam Legenda Timun Mas
Tidak ada perawatan khusus untuk sapi lokal. “Perawatan sapi lokal sendiri sanagat mudah. Pakan sedikit dan butuh berjemur,” terang Hermawan.
Kendala yang dihadapai Hermawan sama dengan peternak sapi lainnya. “Hampir semua peternak pasti tahu, kendalanya itu di pakan. Harga pakan yang mahal itu hampir sama dengan harga daging sapi,” sambungnya.
Hermawan juga menjual sapi untuk dijadikan kurban pada Iduladha dengan harga ekonomis. “Kesempatan kali ini saya masih fokus dalam penjualan hewan kurban. Harganya cukup ekonomis mulai dari harga Rp8 juta dan sapinya berkualitas,” tuntas Hermawan.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Sapi Kurban di Solo Terjun ke Kali Jenes
- Jelang Iduladha, Masih Ada Hewan Kurban Sakit di Wonosobo
- Begini Pekalongan Awasi Ketat Salat dan Penyebelihan Kurban Iduladha
- Hewan Ternak Terjangkit Scabies Ditemukan di Kudus
- 3 Masjid Besar Semarang Salat Iduladha 31 Juli
- Pati Larang Kotak Amal Diedarkan saat Salat Iduladha
- Distribusi Daging Kurban di Banyumas Bakal Libatkan Ojek Online
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.