Jadwal Imsak Muhammadiyah & Kemenag Selisih 8 Menit, Wagub Jateng: Jangan Saling Menyalahkan

Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen atau yang karib disapa Gus Yasin, meminta perbedaan jadwal imsak hingga 8 menit tidak perlu dipermasalahkan.

Jadwal Imsak Muhammadiyah & Kemenag Selisih 8 Menit, Wagub Jateng: Jangan Saling Menyalahkan Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen Zubair, mengajak santri menerapkan salaman bil qolbi guna memutus rantai persebaran virus corona. (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Semarangpos.com, SEMARANG – Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, meminta umat muslim di Jateng menyikapi perbedaan jadwal imsak atau imsakiah saat Ramadan nanti dengan dewasa.

Pria yang akrab disapa Gus Yasin itu menilai perbedaan jadwal imsak hari pertama puasa pada Rabu (13/4/2021) tidak perlu dijadikan polemik.

Hal itu disampaikan Gus Yasin saat memimpin Rapat Penetapan Imsakiah Ramadan bersama Kementerian Agama (Kemenag) Jateng, MUI Jateng, PW NU Jateng, dan Muhammadiyah di kantornya, Kamis (8/4/2021).

Baca juga: Terungkap! Pejabat Publik di Semarang yang Pukuli Istri Juga Pernah Dilaporkan atas Kasus KDRT

“Karena ini ranah ijtihad, waktu ini memang ada perbedaan. Memang ada gangguan falakiah dalam menghitung apakah sudah muncul fajar sidik atau belum. Ini kan kesulitan, sehingga Muhammadiyah melihat di minus 18 derajat. Sedangkan kita [Kementerian Agama] menetapkan di minus 20 derajat,” ujar Gus Yasin.

Perbedaan ini pun membuat penetapan imsakiah antara Muhammadiyah dengan Kemenag berbeda. Muhammadiyah menetapkan imsak pukul 04.22 WIB, sedangkan Kemenag pada pukul 04.14 WIB.

Putra ulama kondang, Kiai Maimoen Zubair, itu menekankan, perbedaan ini harus disikapi dengan saling menghormati. Jangan sampai terjadi saling menyalahkan.

“Saya mengimbau kepada masyarakat, kalau memang sudah mengikuti [salah satu] waktu [imsakiah]. Misalnya sudah ikut Muhammadiyah, ya jangan memengaruhi kawan-kawan yang mengikuti [imsakiah] selain Muhammadiyah. Jadi ini ranahnya ijtihad,” tuturnya.

Baca juga: Gus Yasin Tak Masuk Bursa Ketua PPP Jateng di Muswil, GPK: Ada yang Ingin Memecah Belah

Lebih lanjut ia mengatakan, dalam literasi fikih dijelaskan bahwa orang yang mujtahid itu tidak boleh memengaruhi ijtihad orang lain. Ini seperti yang disampaikan oleh Imam Syafi’i.

“Ijtihad saya, pendapat saya benar, tapi  ada kemungkinan salah dan pendapat orang lain salah, tetapi ada kemungkinan benar. Itu kita diajarkan untuk saling toleransi,” tutupnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.