Jateng Alami Lonjakan Covid-19, 62% dari Klaster Keluarga

Kasus penularan Covid-19 di lingkungan keluarga atau klaster keluarga mendominasi lonjakan kasus di Jateng selama sepekan terakhir.

Jateng Alami Lonjakan Covid-19, 62% dari Klaster Keluarga Ilustrasi penularan Covid-19 di lingkungan keluarga. (Freepik)

Semarangpos.com, SEMARANG – Kasus Covid-19 di Jawa Tengah (Jateng) mengalami lonjakan pasca-libur Lebaran 2021. Lonjakan kasus Covid-19 di Jateng didominasi dari klaster atau kasus penularan di lingkungan keluarga.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, seusai menggelar rapat koordinasi penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (24/5/2021).

“Ada tren peningkatan kasus harian di sini [Jateng] sampai pekan ke-20. Ini akibat liburan mudik atau yang nekat mudik. Proporsi klaster terbesar itu keluarga 62,4%. Ini jadi perhatian kita betul. Oleh karena itu, kita minta bupati/wali kota untuk mengaktifkan Jaga Tangga dan memasukkan data ke aplikasi Jaga Tangga,” ujar Ganjar.

Baca juga: Pelantikan Bupati Sragen & Demak, Gubernur Jateng Minta Waspadai Varian Covid-19 dari India

Ganjar menambahkan selain dari klaster keluarga, lonjakan kasus Covid-19 di Jateng juga disumbangkan kasus penularan di lingkungan lembaga pemasyarakatan atau klaster lapas yang ada di Kendal. Klaster Lapas di Kendal menyumbang sekitar 18,7% dari total kasus baru yang ada di Jateng. Sementara klaster agama menempati urutan ketiga dengan kontribusi 11,5%.

Dikutip dari laman Internet resmi milik Pemprov Jateng di corona.jatengprov.go.id, pada 24 April 2021 terdapat penambahan kasus baru Covid-19 mencapai 1.228.

Dengan demikian, hingga kini total kasus Covid-19 di Jateng mencapai 197.753. Perinciannya, 6.800 kasus aktif, 178.414 kasus sembuh, dan 12.539 kasus kematian.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yulianto Prabowo, menyebut dari 35 kabupaten/kota di Jateng lonjakan kasus tertinggi berasal dari wilayah Kabupaten Kudus.

BOR

Lonjakan kasus itu bahkan membuat tempat isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit di Kudus mulai penuh. Bahkan, menurut Yulianto, persentase pemakaian tempat tidur isolasi pasien Covid-19 atau bed occupancy rate (BOR) di Kudus saat ini telah mencapai angka sekitar 75-80%.

“Lonjakan kasus di Kudus memang cukup tajam, sehingga BOR tinggi. Maka, kita siapkan rumah sakit di daerah, seperti di RS Wongsonegoro Semarang yang BOR-nya masih rendah, padahal tempat tidurnya masih banyak. Nanti kita rujuk ke sana, jadi kabupaten/kota sekitar siap mendukung,” jelas Yulianto.

Baca juga: Covid-19 Varian India Sudah Masuk Jateng

Yulianto menambahkan, tingginya penambahan kasus Covid-19 di Kudus lebih disebabkan banyaknya masyarakat yang mulai abai dengan protokol kesehatan (prokes).

“Jadi itu disebabkan karena tidak taat protokol kesehatan. Dimulai dari klaster keluarga, saat makan bersama, lepas masker dan saling bercengkerama. Artinya, kita harus hati-hati betul, baik di rumah maupun di restoran,” ujar Kadinkes Jateng.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.