JDC 2021: Harus Cerdas Bertransaksi Digital, Ini Alasannya

Masyarakat wajib cerdas dan mengantisipasi sejumlah potensi yang dapat merugikan diri sendiri dalam bertransaksi digital ini.

JDC 2021: Harus Cerdas Bertransaksi Digital, Ini Alasannya Diskusi Jateng Digital Conferensi (JDC) yang digelar AMSI Jateng di Studio TATV, Solo, Rabu (29/9/2021), menghadirkan narasumber dari BRI, Gojek dan Rupiah Cepat. (Istimewa)

Semarangpos.com, SOLO — Perkembangan dunia digital memudahkan kegiatan transaksi bagi masyarakat maupun pelaku UMKM. Meski demikian, masyarakat harus cerdas jika tak ingin rugi saat bertransaksi secara digital.

Masyarakat wajib mengantisipasi sejumlah potensi yang dapat merugikan diri sendiri dalam bertransaksi digital ini. Hal tersebut terungkap pada segmen III diskusi Jateng Digital Conference (JDC) 2021 yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Tengah di Studio TATV Solo, Rabu (29/9/2021).

Hadir sebagai narasumber pada teman “Transaksi Cerdas di Era Digital” itu yakni Head of Government Relation Rupiah Cepat Safar Tino Borneo, Corporate Secretary BRI Aestika Oryza, dan Head of Corporate Affairs Indoneisa Region Gojek Arum Prasodjo.

Baca Juga: Keren! Menteri dan Bupati Bicara Digitalisasi Desa di Webinar AMSI

Safar Tino Borneo mengungkapkan keberadaan aplikasi pinjaman online ilegal sangat meresahkan masyarakat. Safar pun mengimbau masyarakat berhati-hati dan memperhatikan beberapa hal saat ingin menggunakan platform pinjaman digital.

“Apakah platform tersebut sudah terdaftar OJK atau belum, itu harus jadi penting. Karena jika belum, pastinya bisa dikatakan platform tersebut ilegal. Kalau Rupiah Cepat sendiri sudah mendapatkan izin dari OJK sejak 2019 lalu,” katanya.

Kejahatan Siber

Kredit macet tentu menjadi perhatian bagi platform pinjaman online. Dengan demikian edukasi kepada masyarakat terhadap hak dan kewajiban dan transaksi pinjaman perlu terus dilakukan.

Karena hal tersebut bisa meminimalkan adanya kredit macet. Corporate Secretary BRI Aestika Oryza dalam paparannya menyoal pandemi Covid-19 dan digitalisasi yang tak bisa dimungkiri menjadi tantangan dunia perbankan saat ini.

Baca Juga: Pelaku Usaha Berbagi Cara Bertahan dengan Go Digital di Webinar AMSI

BRI pun selaku salah satu bank dengan jangkauan terluas terus melakukan berbagai langkah untuk memberikan pelayanannya terhadap nasabah.

“Salah satunya perlindungan data nasabah terus menjadi prioritas kami. Mengingat jumlah transaksi digital di BRI sendiri mencapai Rp5,7 miliar selama 2021 ini,” katanya.

Beberapa hal yang menjadi perhatiannya salah satunya adalah penyebaran hoaks dan kejahatan siber penipuan online atau lainnya. “Kami tentu melibatkan banyak pihak dalam mengatasi hal-hal ini,” terangnya.

Akselerasi Digital

Sementara itu, Head of Corporate Affairs Indonesia Region Gojek, Arum Prasodjo, memberikan materi soal digitalisasi sektor UMKM. Menurut datanya, saat ini tercatat ada sekitar 65 juta pelaku UMKM yang bergerak di berbagai sektor, mulai kuliner, jasa, pengolahan, konstruksi, dan lainnya.

Baca Juga: AMSI Jateng Gelar JDC 2021, Bahas Isu Era Digital

Namun dari banyaknya UMKM tersebut, baru sekitar 21% yang menangkap kesempatan di platform digital. “Dampak pandemi ini luar biasa. sekitar 1.300 toko ritel offline tutup selama pandemi. Digitaliasi bagi pelaku UMKM ini kami terus dorong,” katanya.

Sejumlah langkah dilakukan Gojek untuk membantu pelaku UMKM dalam menggunakan platform digital. Goto Financial misalnya, merupakan salah satu upaya Gojek sebagai platform layanan keuangan dan solusi bisnis akselerasi digital semua lini usaha.

“Dengan adanya solusi digital member ini diharapkan bisa memberikan benefit kepada UMKM dan untuk mengembangkan kanal penjualannya,” ucapnya.

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.