Jumlah Tes Swab di Semarang Lampaui Standar WHO

Tes swab Covid-19 dengan menggunakan metode PCR di Semarang telah menjangkau 27.000 orang atau sekitar 3% dari total populasi ibu kota Jateng itu.

Jumlah Tes Swab di Semarang Lampaui Standar WHO Ilustrasi swab test. (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Semarangpos.com, SEMARANG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mengaku sudah melakukan tes swab Covid-19 sebanyak 27.000 kali. Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam, menyebut jumlah itu sekitar 3% dari total penduduk di Kota Semarang, yang mencapai 1,66 juta jiwa.

Dengan demikian, Kota Semarang pun sudah melampaui standar Badan Kesehatan Dunia atau WHO dalam melakukan tes swab, yakni 0,1% dari total populasi.

“Kita sudah melakukan 27.000 tes swab dan 20.000 rapid test. Kalau populasi di Kota Semarang, 1,66 juta jiwa berarti kita sudah melakukan [swab test] 3 persen,” ujar Hakam, Selasa (23/6/2020).

Indikasi Curang di PPDB Online, Disdik Jateng Sebut Banyak Manipulasi Data

Dari 27.000 tes swab itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Semarang menemukan sekitar 1.254 kasus positif virus corona.

Perinciannya 599 pasien masih menjalani perawatan, 535 orang dinyatakan sembuh, dan 120 orang meninggal dunia.

Sementara itu, terkait klaster pernikahan, Hakam mengatakan sudah ada 10 orang yang dinyatakan positif Covid-19. Mereka diketahui terpapar virus corona setelah dilakukan tracing.

Hakam mengungkapkan klaster pernikahan di Kota Semarang terungkap setelah, ibu dan adik mempelai perempuan, meninggal dunia akibat Covid-19.

“Jadi ada yang meninggal seusai acara pernikahan itu. Kita rapid test pertama hanya 1 orang yang reaktif. Karena janggal langsung kita swab test dan tracing lanjutan, ditemukan 10 orang positif Covid-19,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam, Selasa (23/6/2020).

Kronologi

Hakam mengatakan kejadian bermula ketika adik pengantin dari perempuan yang mengeluh sakit demam dan sesak nafas. Setelah dibawa ke rumah sakit, sang adik terkonfirmasi positif Covid-19.

Kemenag Semarang Bantah Klaster Pernikahan Terjadi di Masjid

“Kita tracing bapak dan ibunya kena. Adik dan ibunya meninggal dunia, sementara bapaknya sempat sakit kondisi kritis, sekarang kondisinya sudah sadar, dan membaik. Saat ini sedang jalani perawatan,” ujarnya.

Setelah dilakukan swab kedua dan ketiga, tersisa 2 orang yang masih positif dari klaster tersebut. Dari informasi yang didapat acara pesta pernikahan tersebut dihadiri lebih dari 20 orang.

“Jadi ada 20 orang dari keluarga mempelai wanita. Sementara dari mempelai pria yang hadiri undangan lebih banyak. Padahal dalam pembatasan kegiatan masyarakat [PKM] tidak boleh lebih dari 30 orang dari aturan ketentuan yang berlaku,” ungkapnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.