Kenali Batik Wirasat, Perpaduan Beragam Batik Klasik dalam Selembar Kain

Kenali Batik Wirasat, Perpaduan Beragam Batik Klasik dalam Selembar Kain Batik Wirasat diambil dari laman pinterest, Senin (3/8/2020). (id.pinterest.com)

Semarangpos.com, SOLO – Batik wirasat merupakan batik klasik yang berkembang di Keraton Surakarta. Uniknya, batik ini tersusun dari berbagai macam motif batik klasik. Apa saja?

Berbicara mengenai batik klasik erat hubungannya dengan Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta. Batik klasik dibuat oleh para leluhur dengan maksud dan tujuan tertentu. Seperti batik wirasat yang dibuat dengan mengambil beberapa motif dari batik klasik lain yang berkembang saat itu.

Batik wirasat seringkali diartikan sebagai firasat. Firasat dapat diartikan sebagai petunjuk yang dapat dirasakan oleh manusia. Batik ini kerap dikaitkan sebagai suatu permohonan.

Gagahnya Batik Ceplok Kesatriyan…

Permohonan manusia  nantinya akan dikabulkan oleh Tuhan melalui firasat. Batik ini sebagai simbol bahwa di dalam setiap kesulitan hidup yang dialami akan selalu ada petunjuk yang dapat menuntun manusia untuk mencapai kebahagiaan.

Batik ini terbilang unik. Berbeda dengan batik klasik lainnya, batik wirasat tersusun dari beberapa motif batik klasik lain. Adapun motif yang menyusunnya diambil dari batik sidomulyo, sidomukti, cakar ayam, dan truntum.

Motif klasik yang digabungkan tidak boleh sembarangan. Batik ini seakan mengumpulkan segala makna baik dari motif penyusunnya.

Orang tua mempelai

Tidak seperti batik sido yang dipakai oleh mempelai dalam acara pernikahan. Batik wirasat biasanya dipakai oleh orang tua kedua mempelai. Batik ini berisi doa dan harapan orang tua yang akan melepas sang anak untuk hidup bersama dengan pujaan hatinya.

Gubernur Ganjar Sebut Ada Kepala Daerah di Jateng yang Tak Mau Tes Covid-19

Batik wirasat memiliki makna filosofis doa orang tua untuk sang anak agar tercapai segala keinginannya. Adapun harapan lainnya yakni agar anaknya dapat hidup mandiri, mendapat kedudukan yang tinggi, terpenuhi segala materi, dan senantiasa diberi petunjuk oleh Tuhan.

Motif truntum yang ada dalam batik wirasat sebagai gambaran bahwa orang tua yang berpengalaman akan senantiasa membimbing anaknya. Bimbingan ini berupa pembelajaran bagaimana nantinya sang anak dapat menjalani hubungan rumah tangganya.

Truntum sekaligus harapan agar kehidupan rumah tangga kedua mempelai dipenuhi oleh kehangatan dan keharmonisan dalam menjalankan hidup bersama sampai maut memisahkan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.