Keren! Lelaki Asal Blora Ini Jago Buat Wayang dari Karpet

Seorang pria di Kabupaten Blora, Jawa Tengah (Jateng), Supriyanto, sangat terampil membuat wayang dari bahan dasar karpet.

Keren! Lelaki Asal Blora Ini Jago Buat Wayang dari Karpet Supriyanto membikin wayang berbahan karpet. (Blorakagoid)

Semarangpos.com, BLORA — Seorang perajin asal Desa Kalangan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Supriyanto, 51, mahir membuat karakter wayang berbahan karpet. Produk wayang Supriyanto diminati warga pencinta seni budaya dari dalam hingga luar daerah.

Mengutip Solopos.com dari Blorakab.go.id, Selasa (27/4/2021), meski wayang buatan Supriyanto tidak berbahan kulit (lulang) sapi atau kambing, namun menarik perhatian warga. Masyarakat ingin membeli sebagai hiasan rumah atau latihan memainkan wayang bagi anak-anak.

Supriyanto mengaku belajar membuat dan memahat wayang mulai tahun 1979 atau ketika dirinya masih SD hingga keterampilan itu dikembangkan sampai dengan sekarang. “Ini bahannya dari karpet, bukan lulang sapi atau kambing. Dipilih karpetnya yang tebal dan mudah atau lentur dipahat bentuk wayang,” ucapnya.

Baca jugaKisah Waria di Semarang yang Ajari Ngaji saat Ramadan

Satu buah wayang butuh waktu pengerjaan satu hingga dua hari. Tetapi itu belum termasuk pemasangan gapit (tangkai atau pegangan) hingga proses pewarnaan karakter wayang dengan aneka warna cat. Bahannya, seperti karpet, bambu, cat dan tali, mudah didapatkan di toko dan lingkungan desa sekitar. “Satu buah wayang ini saya jual dengan harga Rp50.000 hingga Rp100.000. Tergantung ukuran wayang,” kata dia.

Untuk pemasaran, selain menerima pesanan langsung dari pembeli juga dilakukan sejumlah tempat, salah satunya di pasar Pon Blora. Supriyanto mengatakan, wayang yang diminati warga yaitu punakawan dan pandawa lima.

“Itu yang diminati punakawan dan pandawa lima. Wayang buatan saya ini sudah sampai luar daerah, seperti Sulawesi dan Sumatra. Bahkan ada yang pesan, untuk diberikan anaknya yang ada di Amerika,” ucapnya.

Seniman Ketoprak

Pengiriman wayang ke luar daerah, dipilihnya jasa Pos Indonesia sebab lebih aman dan tidak mahal. Selama pandemi pesanan menurun, jika sebelum pandemi rata-rata 10-15 pemesan tiap bulan, namun saat pandemi rata-rata 5 hingga 10 pemesan wayang buatannya.

“Ada pemesan atau tidak saya tetap buat wayang, sebab saya jual langsung bila hari pasaran atau kalau ada keramaian. Tapi keramaian sekarang dasar, jadi gerak saya juga kurang leluasa,” tambahnya.

Baca jugaPetis Bumbon, Kuliner Khas Semarang yang Hanya Ada saat Ramadan

Supriyato sejatinya adalah seorang seniman ketoprak. Namun, seiring dengan pasang surut pelaku seni tradisional, maka untuk menopang kebutuhan ekonomi, seniman Ketoprak asal Blora ini tetap bertahan membuat wayang dan memasarkannya sendiri.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.