Konsumsi Gula Impor di Jateng Naik, Lahan Tebu Kian Susut

Konsumsi gula di Jateng mengalami peningkatan, namun tak diimbangi dengan tingkat produksinya akibat terus menyusutnya lahan tanaman tebu.

Konsumsi Gula Impor di Jateng Naik, Lahan Tebu Kian Susut Ilustrasi tanaman tebu. (Dok. JIBI/Semarangpos.com/Bisnis)

Semarangpos.com, SEMARANG – Konsumsi gula di Jawa Tengah atau Jateng sepanjang tahun 2020 mengalami kenaikan cukup signifikan. Hal itu dibuktikan dengan naiknya angka impor gula di Jateng selama Januari-September 2020.

Ironisnya, meningkatkan konsumsi gula itu tak selaras dengan produksi gula lokal. Tingkat produksi gula lokal di Jateng terus mengalami penurunan menyusul semakin tergerusnya luas lahan tanaman tebu, sebagai bahan baku pembuatan gula.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan nilai impor gula dan kembang gula di Jateng selama Januari-September 2020 naik 130,5% dibanding periode yang sama pada tahun lalu atau year on year (yoy).

Terpapar Covid-19, Wali Kota Semarang Alami Demam & Batuk

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, luar area tanaman tebu di Jateng dalam kurun empat tahun terakhir, atau selama 2015-2019 terus menunjukkan penyusutan.

Distanbun Jateng mencatat pada 2015 luas area tanaman tebu di Jateng mencapai 67.293 hektare, dengan jumlah produksi mencapai 3.826.118 ton. Namun di 2019 jumlah tersebut menurun drastis. Pada 2019, luas area tanaman tebu tersisa 48.343 hektare, dengan jumlah produksi sekitar 2.894.884 ton.

Hal itu pun tentunya berimbas pada tingkat produksi gula kristal atau gula pasir. Data Distanbun Jateng mencatat pada 2014, produksi gula kristal di Jateng mencapai 250.563,48 ton.

Namun, jumlah itu turun drastis pada 2019, di mana produksi gula kristal hanya berkisar 182.736,38 ton, atau terjadi penurunan sekitar 27,06%.

Kepala Bidang Perkebunan Distanbun Jateng, Cisilia Sunarto, mengatakan kinerja pabrik gula di Jateng saat ini masih kurang efisien. Kondisi itu pun membuat produksi gula untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kurang optimas.

Kabupaten Tegal Paling Diminati Investor Dalam Negeri

“Apalagi dengan kondisi pandemi Covid-19 ini, yang menyebabkan distribusi gula tidak lancar dari semua PG [pabrik gula],” ujar Cisila kepada Bisnis.com, Selasa (3/11/2020).

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.