Nama Semarang dari Pohon Asem Nan Jarang-Jarang
Nama Semarang yang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah tercipta berdasarkan beberapa pohon asem yang tumbuh saling berjauhan.

Semarangpos.com, SEMARANG — Semarang berada di Provinsi Jawa Tengah, bahkan merupakan ibu kota provinsi itu. Konon, nama itu tercipta berdasarkan beberapa pohon asem yang tumbuh saling berjauhan di suatu lahan subur.
Pada zaman dahulu, Raden Made Pandan dan anaknya, Raden Pandanarang, meninggalkan Kesultanan Demak dengan ditemani beberapa pengiring kerajaan. Cerita ini disarikan Semarangpos.com, Minggu (9/8/2020), dari video unggahan channel Nur Cahyo di Youtube pada 16 Januari 2014.
Mereka pergi ke arah barat untuk menyebarkan agama Islam. Pada suatu hari, mereka menemukan daerah yang sangat subur. Maka, mereka memutuskan untuk mendirikan sebuah pondok di sana.
Gumuk Reco, Wisata Alam bagi Si Pemberani
Setelah bangunan itu jadi, Raden Made Pandan, putranya, dan ketiga pengikutnya segera menimba ilmu terkait agama Islam. Seiring berjalannya waktu, masyarakat setempat tertarik untuk ikut belajar di sana. “Persilakan mereka masuk ke pondok ini. Aku akan menerimanya menjadi muridku. Dan kita akan mendalami ajaran Islam bersama-sama,” ujar Raden Made Pandan.
Makin lama, pondok itu makin ramai oleh orang-orang yang ingin mempelajari agama Islam. Maka, Raden Made Pandan memberikan wasiat kepada sang anak.
Bimbing Bertani
“Putraku, jika ayah meninggal, maka teruskanlah perjuangan kita untuk menyebarkan agama Islam di daerah ini! Bimbinglah umat dalam mengolah lahan pertanian! Tetaplah tinggal di daerah ini! Dan selalu berpegang teguh pada ajaran para wali,” pesan Raden Made Pandan.
Sebagai anak yang berbakti, Raden Pandanarang menyanggupinya. Tak lama kemudian, sang ayah meninggal. Sama seperti janjinya terdahulu, dia pun melanjutkan hal yang sudah dibangun oleh Raden Made Pandan.
Benarkah Identitas Nyi Rara Kidul Itu Dewi Kadita?
Pada suatu hari, Raden Pandanarang menemukan sesuatu nan aneh ketika sedang berjalan-jalan. Dia melihat beberapa pohon asem yang tumbuh saling berjauhan di sekitar lahan subur.
“Mengapa pohon-pohon asem itu tumbuh berjauhan? Padahal, tanah di sini subur, kan? Kalau begitu, tempat ini akan saya beri nama Semarang,” katanya.
Berdasarkan cerita tadi, nama Semarang diambil dari gabungan kata “sem” dan “arang” . Arti “sem” adalah pohon asam sedangkan “arang” berarti jarang. Maka, nama tersebut tercipta dari beberapa pohon asam yang hidup tidak berdekatan.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Monumen Peluru, Penanda Sejarah Perjuangan Tentara Pelajar di Semarang
- Menelisik Jejak Hotel Jansen di Semarang, Termegah saat Era Kolonial Kini Tinggal Nama
- Semangka Raksasa Sadarkan Bombai dan Bawang Merah dari Sifat Tamak
- Saudagar Tiongkok Uji Kejujuran Ratu Sima dan Rakyat Kalingga
- Jaka Kendil, Anak Mirip Kendil yang Jadi Raja
- Legenda Nyi Blorong, Panglima Tertinggi di Kerajaan Gaib Pantai Selatan
- Diusir Berulang Kali, Akhirnya Siput Punya Cangkang sebagai Rumah
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.