Om Hao Bahas Benda Pusaka Cemeti sebagai Alat Tolak Bala
Tim Kisah Tanah Jawa yang dipimpin Om Hao kali ini membahas kisah mistis tentang benda pusaka berbentuk cemeti yang bisa menaklukan mahkluk astral.

Semarangpos.com, KARANGANYAR — Kisah Tanah Jawa, Sabtu (1/8/2020), berdiskusi tentang beberapa benda peninggalan orang yang telah meninggal melalui video berjudul Praktikum Metafisika (Part 3) di Youtube. Salah satunya adalah cemeti atau cambuk. Selain itu, mereka juga membahas mengenai beberapa sudut pandang terkait penyimpanan benda pusaka.
Kisah Tanah Jawa menyelidiki sejarah, mitos, dan cerita mistis di tanah Jawa. Tim itu terdiri atas beberapa personel, di antaranya Bonaventura D. Genta dan Hari Kurniawan yang sering disebut Om Hao.
Om Hao memiliki bakat untuk melihat sesuatu dari kacamata metafisika atau hal yang tidak bisa dilihat oleh mata biasa. Menurutnya, cemeti berfungsi untuk menaklukkan makhluk astral atau makhluk gaib yang bisa menyerupai bentuk tertentu.
Begini Misteri Jalur Tengkorak Wonosobo Kata Om Hao
“Jadi, makhluk astral serasa di bawah kendali kita,” ujarnya.
Cemeti bisa dipakai di tempat usaha ataupun rumah sebagai alat menolak bala. Apabila ada orang jahat yang mengirim makhluk gaib, jin dalam cemeti milik korban bisa bertempur dengan makhluk kiriman tadi.
Jin khodam yang berada di dalamnya berbentuk seperti pria tua yang agak purba, misalnya dari sebelum Masehi. “Itu minimal seribu tahun, atau bahkan dua ribu tahun,” tambah Om Hao.
Pantangan
Dia berkata bahwa cemeti dijual di toko online, kolektor, pasar, pinggiran toko, dan sebagainya. Namun, tidak semuanya merupakan barang asli.
Selain itu, orang yang benar-benar memiliki cemeti harus mematuhi pantangan. Contohnya, menyimpannya dengan baik. Jika mereka memamerkan barang itu, maka makhluk gaib yang menjadi isinya akan menghilang atau tidak mau keluar.
Kenali Batik Wirasat, Perpaduan Beragam Batik Klasik dalam Selembar Kain
Om Hao juga membahas mengenai beberapa sudut pandang terkait barang-barang pusaka tadi. Menurutnya, penggunaan benda itu tidak dibenarkan pada agama apa pun karena memanfaatkan jin khodam yang berada di dalamnya.
Di sisi lain, merawat benda pusaka bukan berarti merupakan kegiatan musyrik. Asalkan sebatas merawat hasil peninggalan leluhur sehingga tidak rusak, misalnya pada keris.
“Kalau kemudian kita mengacu ke sini, kita memanfaatkan, kita minta tolong, kita memberi sesaji dan macam-macam, berarti tujuannya negatif,” kata Om Hao. Menurutnya, hal itulah yang disebut sebagai kegiatan menyekutukan Tuhan.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Serem! Ada Kuburan di Tengah Jalan di Semarang
- Konon Santri Tidak Mau Salat Bakal Jadi Monyet di Masjid Ini
- Konon Dijaga Ular Raksasa, Pohon Randu Jejer Pemalang Tak Boleh Ditebang
- Ini Ruas Jalan di Semarang yang Menyimpan Banyak Cerita Horor
- Ini 5 Tempat Paling Angker Di Wonogiri, Mau Uji Nyali?
- Gunakan Mitos, Desa di Magelang Sukses Konservasi Lingkungan
- Cerita Warga Mimpi Ketemu Mbah Petruk dan Wangsit Soal Erupsi Merapi
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.