Pakar ITB Sebut Pekalongan-Semarang Bakal Tenggelam, ESDM Jateng Ungkap Penyebabnya

Pakar geodesi ITB menyebut Semarang dan Pekalongan di Jawa Tengah (Jateng) bakal tenggelam lebih dulu dari Jakarta karena faktor penurunan tanah.

Pakar ITB Sebut Pekalongan-Semarang Bakal Tenggelam, ESDM Jateng Ungkap Penyebabnya Ilustrasi banjir. (Dok. Solopos.com-Antara/Roekotomo)

Semarangpos.com, SEMARANG – Pakar geodesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas, memprediksi tiga wilayah di Jawa Tengah (Jateng), yakni Pekalongan, Semarang, dan Demak akan tenggelam akibat penurunan permukaan tanah.

Terkait prediksi pakar geodesi ITB itu, Kepala Bidang (Kabid) Geologi dan Air Tanah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng, Heru Sugiharto, enggan menyanggah.

Ia menilai pernyataan pakar geodesi ITB itu sebagai masukan atau bahan bagi pemerintah guna mengambil kebijakan untuk mengatasi persoalan land subsidence atau penurunan tanah.

Baca juga: Semarang & Pekalongan Bakal Tenggelam, Ini Kata Pakar Lingkungan

“Pernyataan pakar ITB itu akan jadi masukan atau pertimbangan bagi pemerintah. Bagaimana kedepan membuat kebijakan yang bisa mengatasi persoalan land subsidence. Tidak kita abaikan,” ujar Heru saat dihubungi Semarangpos.com, Rabu (4/8/2021).

Meski demikian, Heru membenarkan pernyataan pakar ITB yang menyebut terjadi penurunan tanah di Pekalongan dan Semarang. Berdasarkan data yang diperolehnya dari berbagai lembaga riset, penurunan tanah di Semarang mencapai lebih dari 10 sentimeter (cm) setiap tahunnya.

Penurunan tanah itu terutama terjadi di wilayah pesisir Semarang bagian timur dan barat. Untuk wilayah pesisir Semarang bagian barat, penurunan tanah mencapai 2-5 cm per tahun. Sedangkan untuk wilayah pesisir Semarang bagian timur, penurunan tanah yang terjadi justru lebih parah, yakni lebih dari 10 cm.

Sementara untuk wilayah pesisir pantai utara Pekalongan, berdasarkan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sejak 2015-2020, terjadi penurunan tanah 0,07 meter – 0,11 meter setiap tahunnya.

Air Tanah

Penurunan tanah, lanjut Heru disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah pengambilan air tanah secara masif.

Selain itu, penurunan tanah juga bisa disebabkan faktor alam seperti transgresi dan regresi yang membuat air laut semakin naik ke daratan, maupun sedimentasi endapan kuarter.

“Jadi ada banyak faktor, bukan hanya pengambilan air tanah. Tapi juga faktor alam. Selain itu juga aktivitas perekonomian seperti industri,” ujar Heru.

Baca juga: Tiap Tahun Tanah di Semarang Ambles 10 Cm

Namun, Heru tidak bisa menyalahkan aktivitas perekonomian atau industri yang terjadi di kawasan pesisir. Hal ini dikarenakan kawasan pesisir merupakan kawasan yang strategis bagi aktivitas perekonomian dan inddustri.

“Kawasan pesisir itu kan dekat dengan pelabuhan, sehingga menjadi pilihan industri,” jelasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.