Perang Lawan Sutawijaya Jadi Kegiatan Terakhir Jaka Tingkir Sebelum Wafat

Sebelum wafat, Jaka Tingkir yang bergelar Sultan Hadiwijaya menghadapi pemberontakan dari sang anak tiri Sutawijaya alias pemimpin tanah Mataram.

Perang Lawan Sutawijaya Jadi Kegiatan Terakhir Jaka Tingkir Sebelum Wafat Ilustrasi Jaka Tingkir alias Sultan Hadiwijaya memberi pesan terakhir kepada anak-anaknya sebelum wafat. (Youtube—Dongeng Kita)

Semarangpos.com, SEMARANG — Sebelum wafat, Jaka Tingkir yang bergelar Sultan Hadiwijaya mendapat pemberontakan dari sang anak tiri Sutawijaya alias pemimpin tanah Mataram. Namun, apa yang memicu terjadinya perang antara mereka?

Seperti yang dihimpun Semarangpos.com dari Youtube channel Dongeng Kita, Rabu (17/6/2020), Sutawijaya adalah seorang putera mahkota dari raja Mataram sebelumnya yaitu Ki Ageng Pemanahan.

Saat Jaka Tingkir masih menjabat sebagai Bupati Pajang, Sutawijaya juga diangkat menjadi anak tirinya. Namun, setelah mengambil alih Mataram dari sang ayah yang telah wafat, jiwa ingin memberontak pemuda itu langsung keluar.

Ikan Arwana Koleksi Pria Sukoharjo Digoreng Ayah, Apa Pasal?  

Suatu hari, Raden Pabelan yang menjadi keponakan Sutawijaya akan dihukum mati karena kedapatan menyelinap ke Keputren. Hal itu ia lakukan untuk bertemu dengan Ratu Sekar Kedaton atau putri bungsu Sultan Hadiwijaya.

Tidak sendirian, Raden Pabelan dibantu oleh sang ayah, Tumenggung Mayang, saat menyelinap ke Keputren. Melihat hal itu, Sultan Hadiwijaya langsung menghukum keduanya agar diasingkan ke Semarang.

Ibu dari Raden Pabelan tentu saja tidak terima. Ia langsung meminta bantuan sang kakak, Sutawijaya, untuk menyerang gerombolan prajurit yang akan membawa suami dan anaknya.

Jarang Disorot, Dian Ekawati Juga Istri Didi Kempot

Karena peristiwa pemberontakan itu, Sultan Hadiwijaya langsung menyatakan perang dengan Mataram. Ia membawa pasukan prajuritnya untuk berkemah di samping Sungai Opak. Dengan menaiki gajah, Jaka Tingkir terlihat gagah.

Perang Tak Terhindarkan

Perang antara Kesultanan Pajang dan Mataram tidak bisa dihindarkan. Saat perang terjadi, Gunung Merapi yang letaknya tidak jauh dari posisi mereka, tiba-tiba meletus. Laharnya turun melewati Sungai Opak dan menghantam tenda-tenda milik prajurit Sultan Hadiwijaya.

Selain itu, banyak prajurit Sultan Hadiwijaya yang menjadi korban meletusnya Merapi.Melihat hal itu, Jaka Tingkir langsung menarik mundur para prajuritnya.

Babi Hutan Aneh di Banyumas Turunan Siluman?

Dalam perjalanan pulang, ia mampir ke makam Sunan Tembayat. Aneh, gerbang makam tersebut tidak bisa dibuka. Karena kejadian itu, Sultan Hadiwijaya merasa ajalnya sebentar lagi. Benar saja, ia jatuh dari gajah yang ditumpanginya. Setelah kejadian itu, kesehatan Sultan Hadiwijaya langsung menurun. Ia langsung memanggil anak-anaknya, salah satunya Pangeran Benowo.

Ia berpesan kepada anak-anaknya untuk tidak menaruh dendam kepada Sutawijaya. Bagaimana pun juga, Sutawijaya adalah anak tertua dari Sultan Hadiwijaya. Perang yang terjadi antara kedua belah pihak adalah takdir yang harus dilewati.

Tak lama kemudian, Sultan Hadiwijaya alias Jaka Tingkir wafat. Ia dimakamkan di desa sang ibu yang bernama Desa Butuh, Sragen, Jawa Tengah.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.