Polisi Temukan Tongkat Silat di Tempat Latihan Pesilat Meninggal di Sukoharjo

Penyidik Polres Sukoharjo menemukan toya atau tongkat silat di lokasi latihan tempat meninggal dunianya pesilat remaja Faizal Adi Rangga (FAR), 15.

Polisi Temukan Tongkat Silat di Tempat Latihan Pesilat Meninggal di Sukoharjo

Semarangpos.com, SUKOHARJO — Penyidik Polres Sukoharjo menemukan toya atau tongkat silat di lokasi latihan tempat meninggal dunianya, Faizal Adi Rangga (FAR), 15. Sebagaimana diberitakannya, pesilat remaja asal Gatak, Sukoharjo itu meninggal saat latihan silat, Sabtu (4/7/2020) malam.

Temuan benda itu memperkuat hasil autopsi atas penyebab meninggalnya FAR. Berdasarkan hasil autopsi tersebut FAR diduga kena pukulan keras di kepala hingga tersungkur dan menimpa paving.

Barang bukti itu kini diamankan di Mapolres Sukoharjo. “Kami sudah mendatangi lokasi kejadian perkara di SD Trangsan [tempat latihan]. Hasilnya kami temukan toya di sana,” ungkap Kasatreskrim Polres Sukoharjo AKP Nanung Nugroho ketika berbincang dengan Solopos.com–induk media Semarangpos.com, Rabu (8/7/2020).

Om Hao Bilang Makhluk Astral Bisa Sukai Manusia

Temuan toya ini, lanjut Nanung, memperkuat hasil autopsi sebelumnya yang menunjukkan adanya luka bekas benturan benda tumpul di kepala pesilat remaja Gatak tersebut. Namun demikian guna memastikan penyebab kematian FAR, aparat kepolisian akan menggelar rekonstruksi pada pekan depan. “Dari rekonstruksi ini akan memperjelas kejadiannya. Karena sejauh ini keterangan saksi satu dengan lainnya berbeda. Nanti akan kami konfrontasikan,” katanya.

Ditanya mengenai penetapan tersangka atas kasus meninggalnya pesilat remaja asal Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo yang meninggal dunia  ini, Nanung belum bisa membeberkannya.

Nanung mengatakan penyidik masih meminta keterangan saksi. Namun yang jelas pelaku diduga lebih dari dua orang. “Ada pelaku masih di bawah umur dan dewasa. Sudah itu saja dulu,” katanya.

Semak-Semak Gunung Lawu Beku Diselimuti Es

Ayah FAR, Danang Slamet Widodo, 41, berharap kasus meninggalnya putra pertamanya ini menemukan titik terang. Hal itu termasuk harapan agar aparat kepolisian berhasil mengamankan pelaku dan menghukumnya sesuai undang-undang yang berlaku.

Banyak Kejanggalan

Dia mengaku menemukan banyak kejanggalan atas meninggalnya pesilat remaja Gatak itu saat latihan silat pada Sabtu (4/7/2020) malam itu. Apalagi disebut meninggal karena kelelahan sehingga pingsan dan membentur paving.

“Tidak mungkin pingsan saja terus meninggal. Wong banyak luka di wajah dan pendarahan. Karena itu saya langsung melaporkan ke polisi dan lalu diautopsi agar diusut tuntas,” katanya.

Ini Dia Rahasia Filosofi di Balik Batik Kawung…

Dia pun menyayangkan lambatnya informasi yang diterima keluarga saat kejadian malam tersebut. Dia bercerita saat malam kejadian menerima informasi anaknya di Puskesmas Gatak justru dari tetangga, bukan dari warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Bahkan kondisi anaknya yang merupakan pesilat remaja itu sudah membujur kaku di Puskesmas Gatak. “Saya datang itu kondisi semuanya kuku sudah pucat dan dingin. Artinya sudah meninggal lama dan saya baru terima kabar jam 10.00 malam. Padahal jarak rumah sama tempat latihan dekat sekali,” tuturnya.

Dia berharap polisi bisa segera mengamankan pelaku. Meskipun pelaku masih di bawah umur, dia meminta proses hukum berjalan sesuai undang-undang. Dia juga meminta agar latihan silat mengedepankan aspek keselamatan. “Jangan ada korban lagi seperti anak saya,” harapnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.