Ponpes di Kudus Ciptakan Klepon Hijrah Respons Tudingan Tidak Islami

Merespons tudingan klepon tidak islami maka peserta BLK Ponpes Entrepreneur Al Mawaddah Kudus menciptakan karya kuliner Klepon Hijrah.

Ponpes di Kudus Ciptakan Klepon Hijrah Respons Tudingan Tidak Islami Pengasuh Ponpes Entrepreneue Al Mawaddah K.H. Sofyan Hadi. (Murianews-Yuda Auliya Rahman)

Semarangpos.com, KUDUS — Klepon, makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras ketan berbentuk bulat hijau berisi gula merah yang dipadu dengan parutan kelapa muda, dituding tidak islami. Merespons tudingan itu, peserta BLK Ponpes Entrepreneur Al Mawaddah Kudus menciptakan Klepon Hijrah.

Tudingan klepon tidak islami itu sempat viral lantaran beredar foto meme yang menyertakan narasi sumir berisi klaim tersebut. Menanggapi tudingan itu, Pondok Pesantren (Ponpes) Entrepreneur Al Mawaddah yang berada di Desa Honggosoco, Kecamatan Jekulo, Kudus menyajikan klepon dengan nuansa islami yang diberi nama Klepon Hijrah.

Bahan dari Klepon Hijrah ini sebenarnya tak berbeda jauh dari klepon biasanya. Yang membuat klepon ini istimewa adalah adanya tambahan buah kurma yang dihaluskan sebagai isinya.

Asyik, Museum Kereta Api Ambarawa Kembali Dibuka

Pengasuh Ponpes Entreprenuer Al Mawaddah K.H. Sofyan Hadi mengatakan Klepon Hijrah ini dibuat oleh 16 santri dan masyarakat di Balai Latihan Kerja Ponpes (BLK). “Awalnya ada makanan tradisional yang di-bully, dibilang tidak islami. Akhirnya salah seorang santri dan peserta pelatihan BLK mengusulkan untuk membuat klepon yang islami. Setelah itu, dibuatlah Klepon Hijrah yang berisi dengan kurma, itu yang jadi menarik biar ada sisi islaminya,” katanya.

Ia menyatakan, Klepon Hijrah ini tidak mengurangi rasa khas pada klepon. Pasalnya klepon ini masih menggunakan gula merah dan dipadukan dengan kurma yang dihaluskan. Bahkan bentuknya juga tetap bulat serta ditaburi parutan kelapa muda.

”Itu merupakan akulturasi dua budaya, klepon makanan khas Jawa dan dan kurma makanan khas dari Arab. Meski kami modifikasi dengan kurma khas klepon tetap masih ada,” terangnya.

Ini Kisah Penemuan dan Perebutan Bayi Jaka Tarub

Klepon sendiri, lanjut Sofyan, memilik keunikan tersendiri, yakni mengajarkan kesederhanaan. Karena bahanya sendiri terbuat dari bahan makanan yang sederhana. Selain itu, klepon juga memiliki pesan moral saat makan tidak dianjurkan untuk berbicara.

Makan Klepon Islami

Klepon Hijrah bikinan peserta BLK Ponpes Entrepreneur Al Mawaddah Kudus. (Murianews-BLK Ponpes Entrepreneur Al Mawaddah Kudus)
Klepon bikinan peserta BLK Ponpes Entrepreneur Al Mawaddah Kudus. (Murianews-BLK Ponpes Entrepreneur Al Mawaddah Kudus)

“Kalau makan klepon kan tidak boleh dengan berbicara. Kalau bicara nanti nanti bisa isinya bisa muncrat [gula merah cair yang ada di dalam klepon bisa keluar dari mulut],” imbuhnya.

Ia mengakui setelah klepon khas ponpes itu diproduksi, peserta BLK kebanjiran orderan. Banyak orang yang penasaran untuk mengetahui seperti apa klepon yang diklaim islami itu.

Yuk Jelajahi Jateng Secara Kilat di Grand Maerakaca

”Saat pandemi seperti ini, masyarakat dianjurkan di rumah dan kebanyakan mereka memesan melalui online. Para peserta BLK memang tidak hanya diajarkan untuk membuat kue, tapi juga pemasaranya,”ucapnya.

Sementara Muhammad Luthfi, anggota staf BLK Ponpes Entrepreneur Al Mawaddah, menambahkan Klepon Hijrah sendiri dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Klepon ini dibanderol dengan label harga antara Rp3.000 hingga Rp5.000.

“Satu bungkus Rp3.000 hingga Rp5.000 yang berisi empat butir Klepon Hijrah. Harganya itu tergantung besar kecilnya Klepon Hijrah yang diminta,” tandasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.