Primbon Jawa: Gibran Rakabuming Sering Kena Fitnah

Gibran Rakabuming Raka memiliki wuku Sinta yang dimensinya banyak. Seperti sifat Dewa Bumi Yamadipati.

Primbon Jawa: Gibran Rakabuming Sering Kena Fitnah Koordinator Kaukus Muda PKS Solo, Didik Hermawan (kanan) berfoto bersama Gibran Rakabuming Raka (Semarangpos.com-Istimewa)

Semarangpos.com, SOLO — Gibran Rakabuming Raka,Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), lahir pada 1 Oktober 1987. Berdasarkan penanggalan Jawa, suami dari Selvi Ananda itu lahir pada Kemis Legi, 7 Sapar 1920/07 Shafar 1408 Hijriyah.

Pemerhati budaya Kota Solo, Tundjung W. Sutirto, saat diwawancara wartawan beberapa waktu lalu menjelaskan watak orang dengan weton itu. Yakni bertanggung jawab, selalu gembira, murah hati serta bingung sendiri.

“Enak dalam bergaul, selalu gembira, seperti tidak pernah susah, sering kena fitnah. Kuat tidak tidur malam hari, berhati-hati namun sering bingung sendiri. Pangarasan nya seperti lakuning lintang, suka menyendiri,” ujar dia.

Baca juga: Bulan Sura, Jasa Jamasan Keris di Semarang Banjir Order

Tundjung juga menjelaskan Gibran Rakabuig memiliki wuku Sinta yang dimensinya banyak. Seperti sifat Dewa Bumi Yamadipati. Orang dengan wuku dan dimensi ini bisa menjadi pelindung atau penolong bagi orang-orang yang menderita.

“Seperti Sanggar Waringin, teduh hatinya dan suka memberi perlindungan. Dengan Wuku Sinta bisa menjadi orang yang tidak sabaran. Aralnya yakni ketika tidak bersikap dermawan makan akan titik kejatuhannya,” terang dia.

Lebih jauh menurut Tundjung, pemuda yang sedang berulang tahun ke 34 itu mempunyai saptawara atau pancasuda Satrya Wibawa. Orang dengan saptawara tersebut cenderung berpembawaan wibawa serta berbudi luhur.

Baca juga: Menengok Rumah Pahlawan Revolusi Pierre Tendean yang Kini Jadi Kantor Pastoral Semarang

Karakater Gibran Rakabuming

Analisis karakter dan watak Gibran yang disampaikan Tundjung merujuk laman Ki-Demang.Com. Dengan memasukkan tanggal, bulan, dan tahun lahir seseorang di laman itu bisa dilihat weton, wuku, serta saptawara nya.

“Primbon itu banyak versinya. Kalau saya menghitung tanggal lahir biasanya pakai Ki Demang,” aku dia. Banyaknya versi primbon Jawa menurut Tundjung membuat identifikasi terhadap weton, wuku dan saptawara berbeda-beda.

Namun perbedaan tersebut tidak secara menyeluruh. Beberapa hal masih sama, seperti weton, wuku dan mongso. Setidaknya hal itu yang terlihat ketika solopos.com membandingkan ulasan Tunjung dengan primbon.com.

Dengan tanggal, bulan dan tahun kelahiran Gibran Rakabuming, bapak dua orang anak itu ber weton Kemis Legi dan wuku Sinta. Yang berbeda di bagian pancasuda atau saptawara. Merujuk primbon.com Gibran diibaratkan sumur sinaba.

 

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.