PWI Jateng Ajak Merenung di Akhir Tahun 2019

Ketua PWI Jateng Amir Machmud N.S., Selasa (24/12/2019), tampil menyajikan Refleksi Pokok-Pokok Pikiran Akhir Tahun 2019 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jateng di Kota Semarang.

PWI Jateng Ajak Merenung di Akhir Tahun 2019 Ketua PWI Jateng Amir Machmud N.S. dan anggota pengurus PWI Jateng Solikun tampil menyajikan Refleksi Pokok-Pokok Pikiran Akhir Tahun 2019 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jateng di Kota Semarang, Selasa (24/12/2019). (Antara- Achmad Zaenal M.)

Semarangpos.com, SEMARANG — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah, Selasa (24/12/2019), menyajikan Refleksi Pokok-Pokok Pikiran Akhir Tahun 2019. Publik diajak merenungkan berbagai hal, termasuk peran media arus utama di samping media sosial yang kini tengah happening.

Menurut PWI Jateng, media arus utama dengan produk jurnalistik yang verifikatif harus terpanggil untuk menjaga hakikat keberagaman dan kebinekaan. PWI beranggapan kolaborasi antara media mainstream dan media sosial merupakan keniscayaan yang bisa diorientasikan untuk rakyat.

Ketua PWI Jateng Amir Machmud N.S. tampil menyajikan Refleksi Pokok-Pokok Pikiran Akhir Tahun 2019 itu. Amir menjelaskan mekanisme jurnalistik dengan mengunggah informasi yang akuntabel melalui disiplin verifikasi merupakan standar yang harus dipatuhi.

Menurut Amir, media arus utama punya kewajiban untuk memberikan penjernihan terhadap hal-hal yang meragukan atau berkecenderungan merupakan penyebaran informasi bohong. Praktik berjurnalistik dan bermedia, menurut wartawan senior suarabaru.id tersebut, bisa secara proaktif mengetengahkan inspirasi dan keteladanan melalui pernyataan-pernyataan para tokoh dengan muatan sikap kenegarawanan.

Dengan model mengisi ruang pemberitaan seperti itulah, katanya, media massa bisa berkontribusi dalam memberi warna lima tahun kepemimpinan Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang telah mendapat mandat rakyat melalui Pllpres 2019. “Tentu tanpa kehilangan sikap kritis sesuai dengan fungsi pers untuk menjalankan kontrol sosial,” tulis Amir.

Ketika media massa memberi warna dalam berkontribusi, ia menegaskan, tidak harus diartikan mereduksi fungsi-fungsi pers dalam menyampaikan informasi, memberi pendidikan, memberi hiburan, dan menjalankan kontrol sosial. Karena itu, tambahnya, independensi tidak boleh hanya diartikan sebagai sikap memberi jarak yang sama terhadap berbagai kepentingan politik-ekonomi, melainkan juga dimaknai sebagai keberanian memilih menginformasikan atau tidak menginformasikan pernyataan atau berbagai hal dengan segala pertimbangan kemaslahatan bersama.

Dalam pokok-pokok pikiran lainnya, PWI Jateng menegaskan bahwa media akan terus menjadi elemen penting penjaga keberagaman yang melekat sebagai realitas kehidupan berkebangsaan masyarakat Indonesia. Dengan kekuatan penyampaian pesan untuk memberi pengaruh dalam opini publik, media punya tanggung jawab moral sebagai penyeimbang dan penjernih berbagai bentuk informasi yang bertendensi melukai dan memecah keberagaman bangsa.

“Masa-masa Pemilihan Presiden 2019 secara psikologis melelahkan dalam kehidupan kebangsaan kita, ketika berserakan informasi dan opini, termasuk kabar-kabar bohong yang dikembangkan melalui media sosial. Hingga sekarang pernak-pernik politik aliran terasa masih mengemuka. Banyak muncul impulsi kekurangbijakan dalam beropini, bahkan tidak jarang cenderung mengeksploitasi perbedaan, dan itu terdukung oleh aneka postingan melalui media sosial,” katanya.

Secara internal kewartawanan dan media massa, katanya, realitas kehidupan perusahaan media sekarang membutuhkan solidaritas profesi untuk bersama-sama mencari peluang-peluang pengembangan survivalitas, sehingga tetap bisa mewujudkan idealisme pemberitaan menuju perjuangan kemanusiaan dan rasa keadilan.

Solidaritas itu bisa diwujudkan dalam bentuk kolaborasi media-media dalam memperkuat pelatihan-pelatihan, bukan hanya yang terkait dengan peningkatan profesionalitas kewartawanan, tetapi juga jiwa enterpreneurship. “Kita harus memperkuat profesionalitas dan kemartabatan dunia kewartawanan, antara lain melalui sinergi-sinergi strategis dengan para mitra kerja. Kita membuka PWI sebagai rumah bersama untuk memikirkan, mengonsep, dan memberi solusi-solusi menuju survivalitas itu,” katanya.

PWI Jateng menegaskan akan terus bahu membahu bersinergi dengan PWI Pusat dalam mewujudkan mimpi-mimpi membawa para anggotanya menuju profesionalitas dan kemartabatan profesi. “Sebagai bagian dari struktur organisasi, Jateng mendukung sepenuhnya langkah-langkah PWI dalam mengembangkan kompetensi kewartawanan melalui program-program pendidikan dan penegakan etika jurnalistik menuju profesionalisme yang komprehensif,” demikian Amir Machmud.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.