Seminar Tuyul Pernah Bikin Balai Wartawan Semarang Sesak

Orang-orang datang berduyun-duyun mendatangi seminar tuyul di Balai Wartawan Semarang, 24-25 Oktober 1985 silam.

Seminar Tuyul Pernah Bikin Balai Wartawan Semarang Sesak Ilustrasi tuyul. (coolmasks.co.uk)

Semarangpos.com, SEMARANG — Inilah jadinya jika persoalan gaib seperti dedemit hingga pertuyulan dikaji secara ilmiah dalam sebuah seminar. Orang-orang datang berduyun-duyun mendatangi seminar itu karena mengira akan ada demonstrasi melihat tuyul atau makhluk gaib yang selama ini hanya bisa dikenal sebagai kisah misteri.

Demikianlah yang terjadi pada seminar yang berhasil direkam oleh jurnalis Sinar Harapan, Umar Nur Zain dari acara yang digelar Balai Wartawan Semarang, 24-25 Oktober 1985 silam. Dalam tulisannya itu, Umar menceritakan bagaimana sebuah seminar bertajuk Tuyul dan Alam Halus berlangsung kala itu.

Dikutip Solopos.com dari buku Rekaman Peristiwa ’85 yang diterbitkan Sinar Harapan (1986), dikisahkan gedung yang hanya berkapasitas 250 orang itu penuh sesak oleh hadirin. Mereka yang tak kebagian tempat duduk memilih berdiri berdesakan atau ngelesot di lantai.

Konser Musik Didi Kempot di Blora Bakal Bebas dari Miras & Sajam

Bahkan, saking santernya publikasi, seminar itu sampai-sampai membikin Ketua Yayasan Parapsikologi Semesta (YPS) Pusat, Sabdono, datang ke seminar. Selain itu turut hadir juga Permadi yang waktu itu menjabat Sekretaris YPS Pusat.

Seminar tuyul itu menghadirkan empat pembicara, yakni Jacobus Mulyadi dari Museum Sonobudoyo Jogja dan mantan sejarawan UI Ong Hok Ham. Selain itu, masih ada dua paranormal yang juga hadir, yakni purnawirawan TNI-AD Kol. Notoyudo dan paranormal Rauf Wiranatakusumah.

Jacobus, dalam laporan Umar, memang tidak tahu dan tidak bisa membuktikan tuyul itu ada. Ia hanya menunjukkan eksistensi tuyul melalui sejumlah buku yang beredar di masyarakat. Cerita dalam buku itu diambil dari pengalaman masyarakat soal tuyul yang ditulis di media massa.

Survei Indo Barometer Tempatkan Ganjar Pranowo di Urutan ke-4 Capres 2024

“Karena itu ia tak berani membawakan makalahnya secara ilmiah, dan mengganti topiknya menjadi ‘Tuyul dalam Omongan Masyarakat’,” tulis Umar.

Pembuktian tuyul pun tidak bisa dinyatakan oleh akademisi, Ong Hok Ham. Ia cenderung menyoroti tuyul sebagai gejala kecemburuan sosial antara si kaya dan si miskin. Kisah transendental serupa juga ditemui dalam keyakinan bahwa sosok pemimpin kharismatik biasanya memiliki hubungan dengan Nyai Roro Kidul, ratu pantai selatan.

Hadirin Kecewa

Kekecewaan hadirin yang gagal “melihat” tuyul ini digambarkan jelas oleh Umar. “Mengharapkan Dr. Ong Hok Ham, seorang sejarawan, membuktikan adanya tuyul? Tampak wajah kecewa tercermin pada masyarakat yang hadir,” tulis dia.

Keberadaan tuyul di masyarakat diceritakan oleh Notoyudo. Ia mengungkapkan pernah menjumpai tuyul berkepala gundul sedang duduk-duduk di tepi jalan. Tuyul itu lalu lenyap setelah dihampiri ibunya yang berbaju lusuh dengan rambut terurai.

Notoyudo meyakini tuyul merupakan janin bayi dalam kasus keguguran. Maka ia menyarankan para ibu merawat janinnya agar tidak “lahir” tuyul baru.

Duh, 3.000 Permen Karet Nempel di Candi Borobudur…

Cerita tuyul itu diperkuat oleh paparan paranormal, Rauf Wiranatakusumah. Menurut dia, makhluk gaib termasuk tuyul memiliki partikel yang suatu saat akan ada alat yang bisa melihatnya. Perwujudan partikel ini bisa berupa asap, angin, api, binatang, hingga menyerupai manusia setinggi empat meter.

Tak hanya itu, lanjut Rauf, makhluk gaib atau jin juga memiliki kehidupan seperti layaknya manusia. Mereka berkembang biak, bisa sakit, dan bisa mati. Tuyul sendiri sebangsa jin tapi bukan anak jin.

Yang tak kalah menarik dari paparan Rauf adalah tuyul ternyata bisa disuap. Pekerjaan sampingan tuyul seperti mencuri uang, mengganggu mesin, hingga memasuki lubang jarum merupakan akibat dari oknum tuyul yang mau disuap manusia.

Gadis Indigo Tasha Siahaan Bilang Aktivitas di Lawang Sewu Tak Pernah Usai

Upah tuyul pun terbilang mudah hanya segenggam nasi dan uang logam yang dilempar ke tempat gelap. “Sama seperti manusia, ada oknum-oknum tuyul yang suka menyeleweng,” ujar Rauf.

Salah satu hadirin yang memilih pulang di tengah-tengah seminar, Amen Budiman, menuturkan seminar tuyul juga ramai ditonton aneka makhluk gaib dari Semarang seperti wewegombel dan tuyul itu sendiri. Namun, hanya para “ahli” saja yang bisa melihatnya.

Tak hanya itu, setelah seminar rampung, para peserta diajak berziarah ke Bero, Desa Palar, Trucuk, Klaten, untuk menyaksikan pohon ketos yang disebut-sebut sebagai kerajaan tuyul. Namun, banyaknya pengunjung yang diprediksi datang membuat otoritas setempat membatalkan kunjungan itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.