Seniman di Grobogan Ngebet Pentas Lagi, Sabar Ya…

Seniman di Kabupaten Grobogan, Jateng ingin sekali bisa tampil di pentas atau manggung lagi namun, harus bersabar karena aturan main masih dirumuskan.

Seniman di Grobogan Ngebet Pentas Lagi, Sabar Ya… Pertemuan antara seninam dengan Gugus Tugas, Kodim, Polres, Dinkes, Disporabudpar, terkait aturan main pementasan, di BPBD Grobogan, Sabtu (8/8/2020). (Semarangpos.com-BPBD Grobogan)

Semarangpos.com, PURWODADI — Seniman di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ingin sekali bisa tampil di pentas atau manggung lagi. Namun, mereka harus bersabar karena aturan main masih dirumuskan.

“Sabar dulu. Tidak bisa langsung pentas meski sudah disepakati para seniman bisa manggung lagi. Karena aturan main atau teknis pelaksanaan untuk manggung nantinya akan dituangkan dalam Peraturan Bupati [Perbup],” jelas Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Grobogan, Endang Sulistyoningsih kepada Solopos.com/Semarangpos.com seusai bertemu perwakilan seniman, Sabtu (8/8/2020).

Pertemuan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan itu dihadiri perwakilan seniman, Kepala Dinkes Grobogan, unsur Kodim 017/Purwodadi, Polres Grobogan, dan Disporabudpar.

Om Hao Bahas Benda Pusaka Cemeti sebagai Alat Tolak Bala

Menurut Endang, para pelaku seni tersebut diperbolehkan pentas lagi asal mematuhi beberapa persyaratan. Paling utama adalah mentaati protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Mereka hanya boleh manggung di daerah yang masuk kategori zona hijau dan kuning.

“Protokol kesehatan wajib ditaati. Selain di zona hijau dan kuning, pentas [di tempat hajatan] hanya boleh digelar siang hari. Kecuali wayang boleh malam hari tapi tetap mematuhi protokol kesehatan,” ujar Endang.

Tidak Berkerumun

Selain menggunakan masker, protokol kesehatan yang harus dipenuhi adalah menjaga jarak. Jadi pentas solo organ, campur sari, pemain maupun penonton harus jaga jarak. Tidak boleh berkerumun.

“Caranya ya penonton harus duduk yang diatur dengan jarak tertentu. Tidak boleh berdiri apalagi joget bareng-bareng,” kata Endang.

Cerita Sang Kancil yang Cepat Kalah pada Si Siput nan Lambat

Termasuk juga kesenian tradisional tayub, menurut Endang, juga harus menaati protokol kesehatan. Penari tayub jumlahnya dikurangi, harus menjaga jarak. Demikian juga yang pengunjung yang ikut nari di atas panggung dibatasi.

“Selain jaga jarak dan jumlah  penari dikurangi, juga tidak boleh nyawer,” tambah Endang yang juga menjabat Ketua Satuan Pelaksana (Satlak) BPBD Grobogan.

Namun, lanjutnya, agar nantinya para pelaku seni bisa manggung lagi aturan-aturan tersebut akan dituangkan dalam Peraturan Bupati (Perbup) Grobogan. “Kalau sudah ada Perbup, seniman boleh pentas lagi. Tetapi jika melanggar akan kita hentikan,” tegas Endang.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.