SMPN 34 Semarang Banjir, Siswa Dipulangkan

Kompleks SMPN 34 Semarang banjir dengan ketinggian mencapai sekitar 50 cm sehingga siswa dipulangkan tatkala telanjur datang ke sekolah.

SMPN 34 Semarang Banjir, Siswa Dipulangkan Banjir merendam SMPN 34 Semarang akibat hujan yang turun semalaman, Kamis (20/2/2020). (Antara-Immanuel Citra Senjaya)

Semarangpos.com, SEMARANG — Hujan yang mengguyur Kota Semarang sejak Rabu (19/2/2020) sore hingga Kamis (20/2/2020) pagi memicu banjir di kompleks SMPN 34. Ketinggian air yang mencapai sekitar 50 cm tersebut merendam bangunan lama sekolah yang digunakan untuk ruang kelas VII dan VIII.

Juru bicara SMPN 34 Sugiono mengatakan sebagian siswa yang sempat datang ke sekolah langsung diminta pulang. “Siswa kelas VII dan VIII diminta untuk pulang karena ruang kelas tidak memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar,” katanya.

Sementara siswa kelas XI, kata dia, sebagian tetap masuk karena harus menjalani ujian praktik. “Sebagian siswa kelas IX masih tetap masuk karena harus menjalani ujian praktik prakaria dan Bahasa Inggris,” katanya.

Semakin Panas, Sucipto Hadi Purnomo Bersurat ke Mendikbud

Menurut dia, salah satu penyebab banjir yang melanda sekolah ini yakni pembangunan perumahan di sekitar kawasan tersebut. SMPN 34 berlokasi di daerah cekungan dan harus ditinggikan.

Ia menambahkan pihak sekolah sudah menyampaikan kondisi tersebut ke Pemkot Semarang. Sayangnya, hingga musim penghujan kembali datang kondisinya masih tidak berubah menjadi lebih baik.

Banjir Bukan Prioritas

Padahal, Wali Kota Hendrar Prihadi mengklaim lagu lama “Semarang kaline banjir” bukan lagi persoalan utama yang dihadapi Ibu kota Jateng itu setelah empat tahun kepemimpinannya bersama Wakil Wali Kota Hevearita G. Rahayu.

Hotel 21 di Pati Pekerjakan Pemandu Karaoke 17 Tahun

“Wilayah rawan banjir yang pada 2011 lalu mencapai 41,02%, saat ini telah berkurang menjadi 13,71%,” kata Hendrar Prihadi saat tampil sebagai inspektur upacara peringatan empat tahun kepemimpinannya di ibu kota Jawa Tengah itu, Senin (17/2/2020) lalu.

Menurutnya setelah persoalan yang menjadi masalah klasik Kota Semarang itu teratasi, sudah waktunya bagi Semarang  beranjak ke persoalan lain. Sejumlah masalah lain dipaparkannya sebagai persoalan yang harus ia tuntaskan dalam setahun terakhir masa jabatannya bersama Hevearita G. Rahayu.

Bukan banjir lagi. Masalah itu adalah berbagai keluhan masyarakat yang dideteksi dari aplikasi Lapor Hendi. Ditegaskannya banjir Semarang dan jalan rusak bukan lagi masuk dalam posisi lima besar permasalahan yang dikeluhkan masyarakat.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.