Sobat Ambyar Solo Rutin Diskusikan Karya Didi Kempot

Penggemar fanatis Didi Kempot yang tergabung dalam Sobat Ambyar Solo rutin menggelar diskusi rutin yang dilabeli tajuk Forum Liman.

Sobat Ambyar Solo Rutin Diskusikan Karya Didi Kempot Putra Mamiek Prakosa, Shuma Prada, saat meramaikan Forum Liman perdana di Rumah Blogger Indonesia (RBI), Jajar, Laweyan, Rabu (5/8/2020) malam. (Semarangpos.com-Ika Yuniati)

Semarangpos.com, SEMARANG — Penggemar fanatis Didi Kempot yang tergabung dalam Sobat Ambyar Solo rutin menggelar diskusi demi mengapresiasi karya idola mereka. Diskusi rutin itu dilabeli tajuk Forum Liman.

Nama Forum Liman merujuk pada tanggal pergelaran yang dihelat setiap tanggal lima. Angka lima dipilih untuk memperingati tanggal wafatnya seniman yang jamak disapa Lord Didi itu yang meninggal dunia pada 5 Mei 2020.

Forum Liman perdana diadakan di Rumah Blogger Indonesia (RBI), Jajar, Laweyan, Rabu (5/8/2020) malam. Kegiatan yang juga didukung Komunitas RBI ini diisi pentas musik dan obrolan santai tentang jejak kekaryaan sang maestro pop Jawa itu.

Begini Asal Usul Kawah Sikidang di Dataran Tinggi Dieng…

Acara kumpul Sobat Ambyar di Solo itu diisi penampilan penyanyi pengiring mendiang Didi, Yudhit Nuraini, lalu keponakan Didi, Shuma Prada, dan Hatma Prakoso, serta perwakilan Sobat Ambyar. Disusul publikasi buku Memoar Sobat Ambyar yang diterbitkan Dio Media pada pengujung acara.

Panglima Sobat Ambyar, Jarkiyo, mengatakan forum umum tersebut merupakan upaya mereka untuk selalu mengingat dan nguri-uri karya Lord Didi. Setelah sang idola berpulang tiga bulan lalu, mereka jelas merasa sangat kehilangan.

Hal yang bisa dilakukan saat ini adalah berupaya untuk melestarikan ‘tinggalannya’. Formatnya bakal sama setiap bulan, yakni pentas dan sesi diskusi dengan menghadirkan sejumlah narasumber relevan.

Koruptor Jadi Babi Ketika Meninggal Kata Algoritma Alam

Kick off Forum Liman pada Rabu malam ditandai dengan obrolan santai para Sobat Ambyar soal Didi secara umum bersama etnomusikolog Solo, Joko S. Gombloh.

Bulan berikutnya, Forum Liman bakal membahas hal-hal yang lebih detail seperti soal diksi lagu-lagu Didi, kedekatannya dengan Suriname, beberapa tembang religi, atau karya lama sang maestro.

Unggahan Medsos

“Iya ini berdasar kesepakatan pas ketemu bareng [Sobat Ambyar] dulu, kami ngobrol setelah ini [setelah Didi wafat] arahannya ke mana, ya kami sepakat untuk nguri-uri karyanya. Saya yakin pasti banyak yang rindu dengan karya Didi Kempot. Ini untuk tamba kangen,” terang Jarkiyo.

Begini Misteri Jalur Tengkorak Wonosobo Kata Om Hao

Tak harus di Solo, Jarkiyo mengatakan forum serupa juga bisa digelar di daerah lain. Tujuannya agar lebih banyak kalangan yang mengapresiasi karya sang maestro.

Selain berkomitmen melakukan pertemuan rutin, Sobat Ambyar juga meneguhkan diri untuk mengunggah materi publikasi terkait karya-karya Didi Kempot melalui media sosial. Mengenai konten unggahan di medsos itu, Sobat Ambyar setelah wafatnya Didi juga akan lebih fokus pada karya-karya sang idola.

“Karena kami semua dipertemukan lewat karyanya, bukan yang lain,” tambah Jarkiyo.

Mengenal Sindur, Kain Khas Prosesi Pernikahan Jawa

Jarkiyo mengatakan sebelum ini para Sobat Ambyar dari berbagai wilayah termasuk Solo kerap menggelar pertemuan atau kopi darat (Kopdar). Salah satunya saat doa bersama 40 hari meninggalnya Didi bulan lalu.

Peringatan 100 hari pertengahan bulan ini juga bakal diisi doa bersama dan diskusi dengan para Sobat Ambyar. Harapannya setelah ini banyak musisi beragam aliran turut ambil peran merawat karya-karya Didi.

Melalui pilihan musik sesuai ciri khas masing-masing tentunya. Bisa dari musisi jaz, bosanova, keroncong, dan banyak lagi.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.