Suhu Udara di Semarang Capai 21 Derajat Celcius saat Malam Hari, Ini Penyebabnya…

Suhu udara di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), dalam beberapa hari terakhir sangat dingin pada malam hari dan panas di siang hari.

Suhu Udara di Semarang Capai 21 Derajat Celcius saat Malam Hari, Ini Penyebabnya… ilustrasi suhu udara Kota Semarang. (farmersalmanac.com)

Semarangpos.com, SEMARANG — Suhu udara di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) dalam beberapa hari terakhir mengalami fenomena yang tidak biasa.

Suhu udara di wilayah Ibu Kota Jawa Tengah (Jateng) itu sangat dingin pada malam hari. Namun terasa panas saat siang hari.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Semarang bahkan mencatat pada Minggu (26/7/2020), suhu udara di Kota Semarang saat malam hari mencapai 21 derajat Celcius.

Sepekan Nol Kasus Covid-19, Salatiga Bantah Tracing Kendur

Hal itu berbanding terbalik dengan suhu udara di Kota Semarang saat siang hari yang berada di kisaran 30-33 derajat Celcius.

Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Iis Widya Harmoko, mengatakan fenomena perubahan suhu udara itu sebenarnya wajar.

“Perubahan suhu dari dingin saat malam hingga pagi hari dan panas saat siang ini sebenarnya wajar terjadi saat ini. Perubahan suhu ini merupakan pertanda jika saat ini musim kemarau,” tutur Iis kepada Semarangpos.com, Selasa (28/7/2020).

Iis mengatakan perubahan suhu udara ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Kota Semarang, tapi juga beberapa daerah lain di Jawa Tengah (Jateng).

Ia bahkan mencatat suhu udara di wilayah Banjarnegara dalam beberapa hari terakhir mencapai 17,6 derajat Celcius pada malam hari.

Energi ke bumi

Iis menjelaskan suhu dingin pada malam hari dipengaruhi pertumbuhan awan yang tidak banyak seperti saat musim hujan atau musim transisi.

“Kondisi awan yang tidak terlalu banyak ini menyebabkan energi matahari langsung menuju bumi. Energi matahari yang sampai ke bumi diserap dan dipantulkan kembali ke angkasa pada malam hari,” jelas Iis.

Lokasi Penemuan Harta Karun Klaten, Benarkah Bekas Permukiman Kerajaan?

Pada malam hari, lanjut Iis, energi yang diserap bumi dilepaskan kembali ke angkasa. Oleh karena awan yang sedikit, energi yang dipantulkan ke bumi menjadi tidak ada.

“Sehingga energi terlepas terus menerus pada malam hari. Ini yang menyebabkan suhu semakin dingin,” tuturnya.

Iis menambahkan perubahan suhu udara ini sebenarnya terjadi setiap tahun. Pada tahun lalu, fenomena serupa malah terjadi sejak bulan Mei.

“Tapi saat ini terjadi pada bulan Juli. Ada kemungkinan kemarau tahun ini lebih pendek,” kata Iis.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.