Tak Hanya Jual Nasi Rendang, Rumah Makan Padang di Semarang Ini Juga Koleksi Pita Kaset

Sebuah rumah makan padang di Kota Semarang, Jawa Tengah, tak hanya menyajikan masakan tapi juga koleksi pita kaset jadul dari berbagai era.

Tak Hanya Jual Nasi Rendang, Rumah Makan Padang di Semarang Ini Juga Koleksi Pita Kaset Deny, pemilik Rumah Makan Padang Jaya di Semarang menunjukkan koleksi pita kaset di rumah makan miliknya, beberapa waktu lalu. (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Semarangpos.com, SEMARANG — Rumah makan Padang selalu identik dengan sajian masakan rendang. Namun, rumah makan Padang di Semarang ini berbeda.

Tak hanya meyajikan nasi rendang dan sayurannya, rumah makan Padang di Semarang ini juga menyajikan koleksi pita kaset dari berbagai musikus di era 1970 an hingga awal 2000.

Rumah makan itu tak lain adalah Rumah Makan Padang Jaya, yang terletak di Ruko Bubakan Baru A16, Jl. Agus Salim, Kota Semarang.

Diangkut ke Yogya, Pesawat Habibie Tersendat di Tol Semarang

Saat memasuki rumah makan ini, pengunjung akan disuguhkan koleksi pita kaset yang jumlahnya mencapai ribuan. Oleh karena tak heran. Saat memasuki rumah makan ini pengunjung seakan-akan disuguhkan suasana toko kaset di erah 1990-an.

Pemilik Rumah Makan Padang Jaya, Deny, mengatakan ribuan pita kaset itu merupakan koleksi ayahnya, Amir, 75. Ayah Deny dulunya merupakan penjual pita kaset di berbagai daerah di Tanah Air, sebelum akhirnya menetap di Semarang.

“Jadi kalau makan di sini, selain bisa menikmati masakan Padang juga bisa lihat-lihat koleksi pita kaset dari berbagai musikus. Ada dari dalam maupun luar negeri,” tutur Deny saat dijumpai wartawan di warungnya, beberapa hari lalu.

Deny mengatakan, tak hanya bisa menyaksikan koleksi kaset jadul (zaman dulu), pelanggan yang menyantap makan di warungnya pun boleh me-request atau minta diputarkan lagu. Pihaknya pun siap memenuhi permintaan pelanggan, selama lagu yang diminta tersedia.

Deny menambahkan selain dikoleksi, ribuan pita kaset itu juga dijual dengan harga Rp18.000-Rp20.000. Meski demikian, ia tak memedulikan omzet dari penjualan kaset itu.

Habiskan stok

Ia hanya menjual kaset untuk menghabiskan stok milik ayahnya. Terlebih lagi, saat ini penjualan kaset bukanlah bisnis yang pokok digeluti.

“Usaha jualan kaset pernah digeluti ayah saya sejak 1977. Namun, saat ini penikmat pita kaset kan bisa dihitung dengan jari. Sepekan kadang laku cuma dua, itu pun tidak pasti,” tuturnya.

Kebakaran Landa Pabrik Pengolahan Plastik di Salatiga

Deny mengatakan ribuan kaset koleksi ayahnya itu terdiri dari berbagai jenis. Ada yang merupakan kaset ceramah agama, ketoprak, drama, musik, instrumen, hingga suara burung.

Namun, dari berbagai jenis pita kaset yang dikoleksi paling banyak merupakan musik pop, keroncong, rock, dangdut, dangdut koplo, dan salawatan.

Tak hanya dari dalam negeri, pita kaset miliknya juga ada yang berisi lagu dari artis luar negeri seperti Spanyol, Filipina, India, China, Inggris, maupun Amerika Serikat.

“Mayoritas lagu-lagu jadul. Koleksi pita kaset paling baru ya dari band-band akhir 1990-an dan awal 2000-an seperti Peter Pan, Ungu, Radja, dan ST12,” jelasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Tinggalkan Komentar

Anda harus logged in untuk kirim komentar.