Tekan Kematian Covid-19, Dinkes Jateng Minta Warga Terkonfirmasi Covid-19 Isolasi Terpusat

Kasus kematian akibat Covid-19 di Jateng coba diminimalisasi dengan mendorong warga terpapar Covid-19 melakukan isolasi secara terpusat.

Tekan Kematian Covid-19, Dinkes Jateng Minta Warga Terkonfirmasi Covid-19 Isolasi Terpusat Gedung rumah susun (rusun) ASN milik Kementerian PUPR di Semarang yang akan menjadi tempat isolasi terpusat bagi pasien Covid-19. (Semarangpos.com-Humas Pemprov Jateng)

Semarangpos.com, SEMARANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah (Jateng) meminta warga warga yang terpapar Covid-19 untuk melakukan karantina di tempat-tempat isolasi terpusat yang sudah disediakan pemerintah.Warga sebisa mungkin menghindari isolasi secara mandiri di rumah.

Dengan menjalani karantina di tempat isolasi khusus, kondisi kesehatan pasien pun lebih terpantau. Selain itu, dengan kondisi kesehatan yang terpantau risiko kematian pun akan semakin kecil.

“Sebisa mungkin kita perkecil isolasi mandiri. Kita dorong warga [pasien terkonfirmasi Covid-19] untuk menjalani isolasi di tempat khusus. Di tempat khusus [isolasi terpusat] tentunya pengawasannya lebih bagus,” ujar Yulianto kepada wartawan seusai rapat evaluasi penanganan Covid-19 di Kantor Gubernur Jateng, Senin (2/8/2021).

Baca juga: Kasus Kematian Covid-19 di Jateng Didominasi Pasien di Atas 40 Tahun

Yulianto menyebutkan risiko kematian pasien Covid-19 yang menjalani isolasi terpusat cukup rendah, yakni sekitar 5%. Sementara sisanya, merupakan pasien yang meninggal dunia di rumah sakit karena lambat tertangani.

Dilansir dari laman Internet resmi Pemprov Jateng, total kasus kematian Covid-19 Jateng per 2 Agustus 2021 mencapai 23.744 jiwa.

Dari puluhan ribu kasus itu, sebagian besar merupakan pasien yang usianya di atas 40 tahun. Selain itu, risiko kematian juga dialami pasien yang menderita komorbiditas, seperti diabetes melitus maupun hipertensi.

“Makanya ini yang coba kita tekan melalui testing, tracing, vaksin dan isolasi. Untuk vaksin, kita prioritaskan kepada lansia dan pralansia karena risiko kematian tinggi. Selain itu juga kepada pasien dengan komorbiditas, seperti hipertensi dan DM,” ujar Yulianto.

RSDC Asrama Haji Donohudan

Sementara untuk isolasi pasien, Jateng bakal mendapat tambahan tempat karantina terpusat seiring beroperasinya Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Asrama Haji Donohudan di Boyolali.

Menurut Yulianto, RSDC Asrama Haji Donohudan sudah bisa beroperasi dan melayani pasien dalam waktu 2-3 hari kedepan.

“Persiapan RSDC Asrama Haji Donohudan saat ini sudah selesai. Mungkin running 2-3 hari lagi, meski pun hari ini sebenarnya sudah siap,” ujar Yulianto.

Baca juga: Polda Jateng: Baru 41,9℅ Kebutuhan Oksigen Rumah Sakit Terpenuhi

RSDC Asrama Haji Donohudan nantinya mampu menampung pasien Covid-19 dengan gejala sedang, dengan total kapasitas mencapai 350 tempat tidur.

“Rumah Sakit Darurat itu kita khususkan untuk pasien gejala sedang. Kalau yang gejala berat, tetap kita rujuk ke rumah sakit rujukan,” jelas Yulianto.

Yulianto mengaku RSDC Asrama Haji Donohudan nanti akan menjadi tempat isolasi atau perawatan pasien Covid-19 yang cukup representatif. Selain ditunjang dengan fasilitas kesehatan yang sangat memadai karena didukung Kementerian PUPR dan Kementerian Kesehatan. Setiap kamar juga akan dilengkapi dengan tabung oksigen.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.