Tim Sukarelawan Pemakaman Jenazah Covid-19 Kudus Mogok Kerja

Tim sukarelawan pemakaman jenazah Covid-19 BPBD tersinggung dengan pernyataan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus sehingga mogok kerja.

Tim Sukarelawan Pemakaman Jenazah Covid-19 Kudus Mogok Kerja Tangkapan layar video sukarelawan pemakaman jenazah Covid-19 yang hanya menggunakan tangan saat menguburkan pasien corona di Jekulo, Kudus, Jateng. (Murianews-Istimewa)

Semarangpos.com, KUDUS — Tim sukarelawan pemakaman jenazah Covid-19 Badan Penanggulangan Bencana Daerah tersinggung dengan pernyataan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus. Karena DKK Kudus dinilai melukai perasaan mereka, maka para anggota tim pun melakukan aksi mogok kerja.

Sebelumnya DKK Kudus melansir statemen yang mengklaim telah melakukan pelatihan pemulasaran jenazah penyakit menular di 123 desa. Karena itu, DKK Kudus mengklaim tidak akan lagi menggantungkan diri kepada para sukarelawan.

Akibat aksi protes tim sukarelawan BPBD Kudus, maka pemakaman sejumlah jenazah suspek maupun positif Covid-19 dari sejumlah rumah sakit pun sempat tertunda.

Kerap Bohong, Penggembala Domba Tak Lagi Dipercaya Warga  

Meskipun DKK Kudus mengklaim telah melatih warga untuk pemulasaraan jenazah pasien penyakit menular, pada kenyataannya proses pemakaman jenazah suspek maupun Covid-19 terus dilakukan oleh sukarelawan pemakaman jenazah BPBD Kudus. Pihak DKK juga jarang sekali melakukan pendampingan.

Padahal, para sukarelawan yang disudutkan oleh DKK Kudus itu tak digaji sepeser pun. “Memang relawan sedikit tersinggung statemen yang diutarakan pihak DKK. Statemen itu diungkapkan di saat yang tak tepat,” ucap Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Budi Waluyo ketika dihubungi Murianews via saluran telepon, Minggu (16/8/2020) sore.

Selain itu, kata dia, pihak sukarelawan juga berharap saat pemakaman jenazah, pihak DKK bisa mendampingi. Dengan demikian tidak ada kesan DKK tidak menghiraukan keberadaan sukarelawan pemakaman jenazah itu.

Kemarau Tiba, Kawanan Monyet Turun Jalan di Todanan Blora  

“Karena mereka juga telah bekerja keras sampai saat ini, harapannya memang DKK bisa mendampingi saat prosesi pemakaman. Tujuannya supaya (DKK) tahu kondisi di lapangan,” kata Kalakhar BPBD Kudus Budi Waluyo .

Sebagai pimpinan sukarelawan, pihaknya pun kini masih terus berupaya untuk meredam rasa marah para sukarelawan. Walaupun sampai saat ini diakuinya banyak sukarelawan masih kecewa dengan pernyataan dari Dinas Kesehatan. “Kami masih berupaya supaya mereka tetap mau jalan,” lanjutnya.

Introspeksi DKK

Selain itu, pihaknya juga berharap kejadian seperti ini bisa mendorong DKK untuk menyiapkan satu tim pemakaman jenazah suspek maupun positif Covid-19. Mengingat sebentar lagi memasuki musim penghujan.

Ini Beda Batik Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran

“Saya pribadi juga berharap demikian, teman-teman sukarelawan juga sudah bekerja keras sampai detik ini, kasihan mereka,” tambahnya.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Andini Aridewi menyatakan pemulasaran kasus Covid yang meninggal di rumah sakit memang dilakukan oleh tim pemulasaran RS. Sedangkan, tenaga pemulasaran di desa yang dilatih adalah untuk membantu pelaksanaan pemulasaran jenazah Covid-19 atau penyakit infeksius lain yg meninggal di rumah.

“Itu sekemanya, tapi di lapangan kadang berbeda. Apalagi banyak masyarakat yang takut sehingga minta tolong sukarelawan pemakaman,” tukas Andini Aridewi yang seorang dokter itu.

Demi Bisa Belajar Online, Bocah Grobogan Jadi Kuli Bangunan  

Untuk diketahui, tim sukarelawan pemakaman jenazah merupakan tim yang dibentuk oleh BPBD untuk membantu memakamkan jenazah pasien Covid-19.

Pasalnya, di awal terbentuk, sumber daya manusia untuk memakamkan jenazah Covid-19 sangatlah sedikit. Namun, dalam perjalanannya, tim sukarelawan malah jadi tumpuan dalam pemakaman jenazah Covid-19 di Kudus.

Dalam sehari saja, mereka bisa memakamkan lima sampai delapan jenazah suspek maupun positif covid-19. Semua mereka lakukan tanpa mendapat imbalan atau bayaran sepeser pun.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.