Tol Solo-Jogja Ancam Isolasi 9 Rumah di Klaten

Proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja mengancam sembilan rumah warga Dukuh Pasekan, Desa Ngabeyan, Karanganom, Klaten terisolasi.

Tol Solo-Jogja Ancam Isolasi 9 Rumah di Klaten Suasana perkampungan di sisi timur Dukuh Pasekan, Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten, Kamis (6/8/2020). (Semarangpos.com-Taufiq Sidik Prakoso)

Semarangpos.com, KLATEN — Proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja membuat sembilan rumah warga Dukuh Pasekan, Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah terancam terisolasi. Rumah warga yang terancam isolasi itu berbatasan dengan jalan tol, sungai, serta sawah.

Ngabeyan menjadi salah satu desa terdampak pembangunan jalan tol Solo-Jogja. Wilayah terdampak di desa tersebut berada di Dukuh Pasekan. Luas lahan terdampak pembangunan jalan bebas hambatan itu diperkirakan lebih dari 2 ha yang terdiri atas sawah serta permukiman warga.

Di Dukuh Pasekan yang merupakan di wilayah RT 019/RW 009 ada sekitar 34 keluarga. Dari jumlah itu, rumah yang ditempati 14 keluarga bakal dilintasi jalan tol.

Om Hao Bahas Benda Pusaka Cemeti sebagai Alat Tolak Bala

Belasan keluarga di Klaten itu menerima undangan untuk mengikuti sosialisasi dan konsultasi publik pengadaan tanah untuk proyek jalan tol Solo-Jogja di kantor desa setempat, Kamis (6/8/2020).

Dukuh Pasekan berada di sisi paling timur Desa Ngabeyan dan berbatasan dengan wilayah Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo. Perkampungan di dukuh itu dikelilingi sungai dan sawah. Pasekan terpisahkan hamparan sawah dengan dukuh lainnya di Ngabeyan.

Akses Keluar Masuk

Ketua RT 019, Sudiyono, 60, mengatakan dari informasi yang beredar ada rumah warga yang dilintasi jalan tol ada pula yang tak dilintasi. Dari kabar yang beredar itu, lebih dari delapan rumah terutama di sisi timur perkampungan tak bakal dilewati jalan tol.

Urban Legend di Semarang, 9 Tempat Ini Dipercaya Angker

“Itu hanya katanya,” jelas Sudiyono saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis (6/8/2020).

Jika kabar mengenai proyek jalan tol Solo-Jogja di Klaten tersebut benar, rumah di sisi timur kampung bakal berbatasan dengan sungai, jalan tol, serta sawah. Sementara selama ini di sisi timur kampung hanya ada satu jalan akses keluar-masuk bagi warga. “Harapannya nanti bisa dibuatkan akses jalan,” urai dia.

Sudiyono mengatakan meski terancam terisolasi, hingga kini belum ada pemikiran untuk ikut membebaskan lahan itu. Dukuh itu menjadi tanah kelahiran bagi warga yang menempati perkampungan itu secara turun temurun selama puluhan tahun.

Koruptor Jadi Babi Ketika Meninggal Kata Algoritma Alam

Soal kondisi warga sejak ada kabar proyek jalan tol melintasi Dukuh Pasekan, Sudiyono mengatakan warga masih biasa saja. “Karena juga belum ada kejelasan,” urai dia.

Salah satu warga yang tinggal di sisi timur Dukuh Pasekan, Dadiman, 60, berharap bisa dibuatkan akses jalan keluar-masuk kampung jika proyek jalan tol Solo-Jogja benar-benar menerjang wilayah Dukuh Pasekan, Klaten. “Kalau bisa jalannya itu muat untuk dilewati kendaraan roda empat,” ungkap dia.

Konsultasi Publik

Warga Dukuh Pasekan lainnya, Bagiyo, mengaku menjadi salah satu dari 14 warga yang menerima undangan untuk mengikuti sosialisasi dan konsultasi publik. Dia menjelaskan rumah yang selama ini ditinggali keluarganya bakal tergusur proyek tol.

Begini Misteri Jalur Tengkorak Wonosobo Kata Om Hao

Meski sudah menerima kabar rumahnya bakal tergusur tol, Bagiyo mengaku belum memiliki gambaran soal lokasi tempat tinggal baru. “Belum ada wawasan untuk membuat rumah atau bagaimana. Saya sendiri juga belum ada pandangan soal ganti untung,” jelas dia.

Kepala Desa (Kades) Ngabeyan, Supriyadi, mengatakan ada sekitar sembilan rumah di sisi timur Dukuh Pasekan yang diperkirakan tak dilintasi proyek jalan tol Solo-Jogja di Klaten. Dia pun tak menampik warga yang tinggal di sembilan rumah itu bakal terisolasi dengan perkampungan lainnya di Ngabeyan.

“Harapan kami kalau bisa [rumah di Pasekan] dibebaskan semuanya. Karena nanti juga terpisahkan jalan tol dengan wilayah Ngabeyan. Kampung itu juga nantinya tidak memiliki tetangga,” jelas Supriyadi.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.