Warga Antusias Ikuti Program Penanaman Mangrove BPDASHL Solo
Program Padat Karya Penanaman Mangrove yang dilakukan BPDASHL Solo telah memasuki tahapan pelaksanaan di dua kabupaten pada Oktober.

Semarangpos.com, SOLO--Program Padat Karya Penanaman Mangrove yang dilakukan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo telah memasuki tahapan pelaksanaan. Program ini sebagai bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Menurut Kepala BPDASHL Solo, Ir. Suratman, M.Si, dalam rilis yang diterima Semarangpos.com, Kamis (26/11/2020), program penanaman mangrove digelar di dua kabupaten yaitu Lamongan dan Gresik.
“Untuk Kabupaten Lamongan ada tiga desa yaitu Lohgung, Sedayu Lawas, dan Labuan masuk Kecamatan Brondong. Untuk Kabupaten Gresik digelar di lima desa yaitu Desa Banyuurip, Pangkah Kulon, Pangkah Wetan, Randuboto, dan Manyar. Jadi total ada delapan desa di dua kabupaten,” jelas Suratman.
Salah satu lokasi program yaitu Desa Banyu Urip, Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik, merupakan desa paling ujung di daerah aliran Sungai Bengawan Solo yang mempunyai area tanam di muara sungai terpanjang di Pulau Jawa itu.
38.000 Anak di Semarang Belum Miliki Akta Kelahiran
Puluhan warga desa dengan beberapa kapal terlibat dalam penanaman yang digelar sejak September 2020 tersebut.
Menggunakan sejenis sepeda “pancal” dari papan kayu untuk mendistribusikan bibit dan patok ajir, kerja sama yang apik mutlak diperlukan mengingat lokasi penanaman yang berlumpur dan jauh dari daratan.
Sejumlah total 6.661 bibit mangrove ditanam warga per satu hektare. Sedangkan luas area tanam keseluruhan desa tersebut sebesar 68 hektare (Ha) dengan jumlah kebutuhan 453.000 bibit mangrove. Untuk Desa Banyu Urip lokasi penanaman mencapai 32 ha dengan 5.818 HOK.
Memperbaiki Ekosistem

BPDASHL Solo melalui Padat Karya Penanaman Mangrove berharap bisa membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekaligus merawat dan memperbaiki ekosistem mangrove di DAS Bengawan Solo.
Program kerja Padat Karya Penanaman Mangrove merupakan salah satu fokus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pelaksanaan PEN.
BPDASHL Solo menjadi salah satu unit pelaksana dan penanggung jawab penanaman mangrove di kawasan pesisir utara Pulau Jawa yang masuk dalam area kerja DAS Bengawan Solo.
Terungkap! Ini Sebab Data Kematian Covid-19 Jateng & Pusat Beda
Area penanaman seluas lebih dari 300 ha tersebar di dua Kabupaten, yakni Lamongan dan Gresik. Setiap lokasi penanaman melibatkan kelompok masyarakat (PokMasWas) dan akan menyerap tenaga kerja sebanyak seribuan orang dengan 37.800 HOK.
Selain sebagai bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional, program Padat Karya Penanaman Mangrove ini berfungsi ganda untuk mengembalikan ekosistem mangrove di pesisir utara Pulau Jawa yang mulai berkurang dikarenakan alih fungsi hutan mangrove dan abrasi ombak.
Ground checking, diskusi dengan masyarakat, perizinan, bibit dan sarana prasarana telah dilaksanakan dengan baik. BPDASHL Solo juga melibatkan stakeholder lain seperti Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jawa Timur dan Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Jawa Timur, agar Padat Karya Penanaman Mangrove ini bisa terlaksana dengan sebaiknya. Kearifan lokal dari masyarakat sekitar pesisir juga ikut diakomodasi untuk memaksimalkan prosentase hidup dari mangrove yang ditanam.
Baca Juga
- Penanaman Mangrove BPDASHL Solo Dukung Pemulihan Ekonomi Desa
- Penanaman Mangrove BPDASHL Solo Mengakomodasi Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir
- Penanaman Mangrove BPDASHL Solo Dukung Pengembalian Ekosistem Laut
- Penanaman Mangrove, Bantu Ekonomi Warga Randuboto
- Penanaman Mangrove Sebagai Upaya Pemulihan Ekonomi
- BPDASHL Solo Mulai Tanam Mangrove di Pangkah Kulon
- Ada Bibit Tanaman Gratis dari BPDASHL Solo, Minat?
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.