27 Sekolah di Salatiga Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka

Pemerintah Kota Salatiga, Jawa Tengah berencana menggelar simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah mulai Selasa (16/3/2021).

27 Sekolah di Salatiga Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka Ilustrasi pembelajaran tatap muka di sekolah. (Dok. Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Semarangpos.com, SALATIGA — Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga, Jawa Tengah (Jateng) akan menggelar simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah mulai 16-27 Maret 2021.

Meski demikian, tidak semua sekolah di Salatiga yang diizinkan menggelar simulasi PTM. Sekolah yang bisa melaksanakan uji coba wajib mengantongi izin atau rekomendasi dari Satgas Penanganan Covid-19.

“Total ada 27 sekolah yang akan melaksanakan simulasi nanti, mulai dari jenjang TK, SD, dan SMP,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Salatiga, Yuni Ambarwati, kepada Semarangpos.com, Senin (15/3/2021).

Baca juga: Masih PPKM, SMP di Kabupaten Semarang Gelar Pembelajaran Tatap Muka

Yuni mengatakan simulasi digelar untuk melihat kesiapan sekolah dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka yang sudah hampir setahun lebih terhenti. Terlebih lagi ada rencana dari pemerintah pusat untuk kembali membuka sekolah pada Juli 2021 nanti.

“Kami berharap pelaksanaan uji coba bisa berjalan baik dan aman. Tenaga pendidik, siswa harus wajib menerapkan protokol kesehatan,” imbuhnya.

Sementara itu, Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, mengatakan simulasi diselenggarakan untuk menjawab kebosanan siswa yang sudah sekitar satu tahun tidak masuk sekolah.

“Kita mulai berani melakukan simulasi karena memang orangtua, siswa, dan tenaga pendidik sudah rindu untuk pembelajaran tatap muka,” jelas Yuliyanto.

Selain itu, saat ini tren kasus Covid-19 di Kota Salatiga juga sudah menurun. “Memang ada tren penurunan kasus Covid-19, sehingga dengan adanya simulasi kalau masih ada kekurangan dalam penerapan bisa segera diantisipasi,” kata Yuliyanto.

Baca juga: Jateng Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka

Dia mengungkapkan bahwa sekolah juga diwajibkan untuk memiliki Satgas Covid-19 yang terintegrasi dengan puskesmas terdekat. Hal ini supaya penerapan protokol kesehatan di sekolah bisa lebih disiplin.

“Tentu kita tidak mau ada klaster sekolahan, sehingga kesadaran dan disiplin protokol kesehatan harus menjadi kewajiban di lingkungan sekolah,” tegas Yuliyanto.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.