Awal 2021, 22 Kejadian Gempa Landa Jateng

Sebanyak 22 kejadian gempa melanda wilayah Jawa Tengah atau Jateng sepanjang Januari 2021, di mana satu di antaranya berkekuatan Magnitudo 5.

Awal 2021, 22 Kejadian Gempa Landa Jateng Informasi gempa tektonik di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang ditampilkan di website BMKG, Sabtu (2/5/2020). (Antara-Akhmad Nazaruddin Lathif)

Semarangpos.com, SEMARANG – Sebanyak 22 kejadian gempa melanda Jawa Tengah (Jateng) sepanjang Januari 2021. Dari 22 kali kejadian gempa itu, tiga di antaranya bahkan mampu dirasakan masyarakat atau berkekuatan sedang.

Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, dalam acara jump pers yang digelar jajaran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jateng secara daring, Senin (26/1/2021).

“Sepanjang Januari ini ada 22 kali gempa di wilayah Jateng. Dari jumlah itu, tiga di antaranya bisa dirasakan warga,” ujar Ajie.

Baca juga: Gempa 5,0 SR Guncang Jateng Selatan

Ajie menyebutkan dari 22 gempa yang terjadi di Jateng sepanjang Januari ini, terbesar berada di wilayah Banyumas pada 14 Januari lalu.

Gempa itu diakibatkan pergerakan pada sesar aktif Ajibarang. Kekuatan gempa itu pun cukup besar yakni sekitar 5 Magnitudo.

“Dari tiga gempa yang bisa dirasakan itu dua di antaranya berkekuatan di bawah 5 Magnitudo. Sementara, yang berkekuatan 5 Magnitudo hanya satu, yakni di sesar Ajibarang,” ujar Ajie.

Ajie menambahkan untuk wilayah Jateng sebenarnya masuk kategori rawan bencana gempa. Hal itu dikarenakan Jateng memiliki banyak sesar aktif yang menjadi pemicu terjadinya gempa bumi yang terletak di darat dan tergolong sebagai gempa bumi kerak dangkal.

7 Sesar Aktif

“Jateng ini sebenarnya banyak sesar aktif. Tapi, hingga saat ini baru 7 sesar aktif yang teridentifikasi seperti sesar aktif di pegunungan Kendeng, Ungaran, Muria, dan lain-lain,” imbuhnya.

Kendati demikian, Ajie meminta masyarakat tidak khawatir. BMKG saat ini sudah memasang peralatan Warning Receiver System (WRS) untuk mendeteksi terjadinya gempa.

“Total ada 16 lokasi yang kita pasang WRS. Alat ini akan langsung memberikan informasi begitu terjadinya gempa, maupun dampaknya. Dengan peralatan ini, BMKG bisa langsung memberikan peringatan kepada masyarakat agar segera melakukan mitigasi bencana,” tutur Ajie.

Baca juga: Heboh! Air Banjir Di Pekalongan Bewarna Hijau

Disinggung apakah Jateng rawan bencana tsunami yang disebabkan gempa, Ajie mengaku hal tersebut tidak bisa diprediksi secara pasti.

Menurutnya, selama ini masyarakat memang mendapatkan informasi akan potensi terjadinya gempa Megathrus dengan potensi tsunami setinggi 3 meter.

“Namun itu tidak bisa diprediksi secara pasti. Saat ini belum ada negara yang mampu memprediksi akan terjadinya gempa besar yang diikuti tsunami. Bahkan negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat saja belum bisa. Yang perlu kita lakukan saat ini meningkatkan kewaspadaan serta mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu terjadi bencana,” ujar Ajie.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.