Bukan Hanya Covid-19, TBC Juga Ancam Kesehatan Warga Semarang

Kesehatan warga Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) tidak hanya menghadapi wabah virus corona, tapi juga penularan penyakit tuberkulosis.

Bukan Hanya Covid-19, TBC Juga Ancam Kesehatan Warga Semarang Ilustrasi gejala tuberkulosis atau TBC. (Dok. Solopos.com/Freepik)

Semarangpos.com, SEMARANG – Virus Corona atau Covid-19 bukanlah satu-satunya ancaman kesehatan bagi warga Kota Semarang. Ada penyakit menular lainnya yang harus diwaspadai, yakni tuberkulosis atau TBC.

Catatan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Kota Semarang, hingga September 2020 sudah ada ribuan warga Kota Semarang yang terinfeksi TBC. Dari jumlah sebanyak itu, 593 orang di antaranya berjenis kelamin pria, sedangkan sekitar 400-an orang merupakan perempuan.

Kepala DKK Semarang, dr. M. Abdul Hakam, mengaku jumlah kasus TBC itu mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu.

Baca juga: Kasus Demam Berdarah di Jateng Capai 3.189 Orang, 47 Orang Meninggal Dunia

“Pada 2020 lalu, hingga Desember, jumlah pengidap tuberkulosis berjenis kelamin pria mencapai 800 orang. Sedangkan perempuan mencapai 660 orang,” ujar Hakam kepada wartawan di Semarang, Senin (13/9/2021).

Hakam mengaku belum bisa memastikan penyebab kasus TBC tahun ini mengalami penurunan. Meski demikian, ia berharap jumlah pengidap TBC di Kota Semarang memang benar-benar menurun.

“Kami belum tahu pasti mengapa kasusnya turun. Apakah karena skrining yang turun atau ada faktor lain. Tapi, tentu kami berharap kalau kasusnya memang benar-benar menurun,” ujarnya.

Hakam pun meminta masyarakat yang khawatir terpapar TBC untuk tidak ragu memeriksakan kesehatannya dengan datang ke fasilitas kesehatan, seperti puskesmas.

Hal itu dikarenakan seluruh puskesmas di Kota Semarang sudah memiliki poliklinik khusus untuk pemeriksaan dan tes darah bagi pasien TBC.

Bisa Disembuhkan

Menurutnya, pemeriksaan terhadap pasien yang mengalami gejala TBC harus segera dilakukan. Hal itu supaya pasien lebih cepat tertangani dan disembuhkan.

“Jadi di puskesmas itu ada poliklinik khusus TBC, batuk, dan poliklinik Covid-19 juga,” jelas Hakam.

Seusai menjalani pemeriksaan, lanjut Hakam, pasien yang terindikasi menderita TBC akan mendapat obat yang wajib diminum secara rutin hingga sembuh.

Baca juga: Duh, BPJS Kesehatan Semarang Defisit Sepanjang 2018

Pihak puskesmas pun akan melakukan pendampingan dan perawatan secara rutin kepada pasien TBC selama enam bulan.

“Untuk dua bulan pertama, mereka harus minum obat setiap harinya. Kemudian, pada empat bulan berikutnya pasien diminta minum obat sepekan tiga kali. Kalau menjalani perawatan intensif tentu penyakit TBC bisa disembuhkan,” jelas Hakam.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.