PDGI Catat Ada 40 Dokter Gigi di Semarang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi

PDGI Cabang Semarang mencatat ada sekitar 40 dokter gigi di ibu kota Jawa Tengah (Jateng) itu yang terpapar Covid-19 selama pandemi.

PDGI Catat Ada 40 Dokter Gigi di Semarang Terpapar Covid-19 Selama Pandemi Ilustrasi aksi dokter gigi (Huffingtonpost.com)

Semarangpos.com, SEMARANG – Penularan virus corona atau Covid-19 tidak hanya menyasar tenaga kesehatan (nakes) yang selama ini menangani pasien di ruang isolasi terpusat. Nakes yang sehari-hari bekerja di bidang yang tidak ada kaitan dengan Covid-19 pun acap kali terpapar, seperti dokter gigi.

Kepala Bidang Humas Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Semarang, drg. Rahma Defi, mengatakan sejak Covid-19 mewabah sudah ada sekitar 40 dokter gigi di Kota Semarang yang terpapar Covid-19. Dari 40 orang dokter gigi yang terkonfirmasi Covid-19 itu, sekitar 4 orang di antaranya bahkan mengalami kematian.

“Kalau yang terkonfirmasi [Covid-19] itu banyak. Sekitar 10% dari jumlah anggota. Anggota PDGI Cabang Semarang kan jumlahnya mencapai 400-an orang,” tutur Defi kepada Semarangpos.com, Sabtu (18/9/2021).

Baca juga: 2 Bulan, 12 Dokter di Semarang Meninggal Akibat Covid-19

Defi menambahkan berbagai upaya pun sudah dilakukan para dokter gigi di Kota Semarang untuk meminimalisasi persebaran Covid-19. Salah satunya dengan membatasi jam praktik, mengurangi jumlah pasien, maupun mengurangi tindakan perawatan yang berpotensi menyebabkan aerosol atau menimbulkan droplet.

“Saat kasus melonjak kemarin, kami dari PDGI juga mengimbau kepada anggota untuk mengurangi jam praktik. Kalau yang dulunya praktiknya 5 jam sehari, kami imbau dikurangi jadi 2 jam. Begitu juga dengan jumlah pasien, kalau hari biasa bisa 20-an orang per hari, ya dikurangi jadi 10. Harapannya, bisa mengurangi kontak erat dengan pasien dan lebih melindungi anggota,” imbuh Defi.

Rapid Test

Lebih lanjut Defi mengatakan, selain mengurangi jam praktik dan pasien, PDGI Cabang Semarang juga mengimbau para anggota untuk lebih jeli dalam memilah dan memilih pasien yang akan ditangani.

Baca juga: Jateng Gelar Pameran Furnitur Online, Simak Cara Ikutannya

Jika ada pasien yang butuh penanganani intensif dan memakan waktu lama, maka ada baiknya diminta untuk lebih dulu melakukan tes PCR atau rapid test antigen.

“Kalau ada pasien yang butuh tindakan lama seperti bedah mulut, pasang implant atau lain-lain, yang butuh waktu 1 jam lebih ya ada baiknya diminta rapid atau PCR. Tapi kalau cuma konsultasi atau cabut gigi yang memakan waktu 5 menit enggak perlu. Jadi, dokter yang harus pintar-pintar memilah maupun memilih pasien,” jelasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.