Gubernur Jateng Ungkap PPDB Dompleng KK
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menemukan modus operandi mendompleng kartu keluarga (KK) saat Penerimaan Peserta Didik Baru alias PPDB.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendatangi Kantor Disdikbud Jateng, Rabu (24/6/2020). (Antara-Humas Pemprov Jawa Tengah) Semarangpos.com, SEMARANG — Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menemukan modus operandi mendompleng kartu keluarga (KK) saat Penerimaan Peserta Didik Baru alias PPDB tingkat SMA/SMK 2020. Penyimpangan itu menyertai penggunaan surat keterangan domisili atau SKD asli tapi palsu alias aspal.
Modus operandi itu ditemukan Gubernur Ganjar Pranowo saat inspeksi mendadak alias sidak proses PPDB di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Kota Semarang, Rabu (24/6/2020). Dalam sidak itu diketahui adanya kasus orang Bali yang mendaftarkan anaknya di SMA Negeri 3 Semarang.
Ganjar mengungkapkan untuk mengakali sistem maka orang tua calon siswa menitipkan nama anaknya kepada seseorang yang dekat dengan SMAN 3 Semarang. Yang bersangkutan berani cabut berkas anaknya dan memasukkan nama anaknya itu ke KK orang di Semarang tersebut, meskipun sebenarnya si anak sedang sekolah dan bersama orang tuanya di Bali.
Wali Kota Semarang Imbau Warganya Tak Olahraga Pakai Masker
Mengetahui hal itu, Ganjar pun langsung menelepon orang tua siswa itu dan dari percakapan tersebut. Orang tua siswa itu mengakui bahwa anaknya mendompleng KK di Semarang.
“Ibu saya tanya, anaknya sekarang tinggal di mana? Ini kok KK-nya sudah tinggal di Semarang sejak Januari 2019,” tanya Ganjar.
Pengakuan Orang Tua
Dari ujung telepon itu, Ganjar mendengar bahwa si anak saat ini masih tinggal bersama orang tuanya di Denpasar. Selanjutnya, ia mengakui bahwa surat keterangan itu tidak benar.
Di Solo, Tim Sara Wijayanto Diikuti Sosok Lelaki Tua di Pengujung Penelusuran
Berdasarkan keterangan panitia PPDB, Gubernur Jateng mendapatkan laporan bahwa modus operandi dompleng KK itu banyak dilakukan. Pihaknya menerima ada banyak pengaduan dari masyarakat. “Setelah kita cek, ada cara menyiasati hal ini. Ke depan sistem zonasi ini akan kami evaluasi secara menyeluruh. Nanti saya laporkan ke Pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa ada yang menyiasati seperti ini,” tegasnya.
Kalau sistem PPDB tidak diubah, Ganjar yakin modus ini akan terjadi pada proses PPDB tahun-tahun yang akan datang sehingga nantinya kalau syarat tinggal hanya setahun, maka satu tahun sebelum pendaftaran akan banyak orang tua siswa yang menitipkan anaknya di sekitar sekolah-sekolah yang akan dituju.
“Saya yakin di sekolah-sekolah yang menjadi incaran siswa atau sekolah favorit, pasti di sekitarnya muncul dadakan orang-orang baru. Mereka menyiapkan KK dengan numpang atau dompleng pada beberapa orang. Ini kan tidak baik, makanya perlu kita evaluasi secara menyeluruh,” ujarnya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Gubernur Ahmad Luthfi Sebut Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia Tercanggih
- Pemprov Jateng akan Integrasikan Trans Jateng dengan Ojek Online dan Angkot
- Gubernur Ahmad Luthfi Perintahkan Bupati dan Wali Kota di Jateng Petakan Daerah Rawan Bencana
- Nilai Investasi di Jawa Tengah Tembus Rp66,13 Triliun, Serap 326.462 Tenaga Kerja
- Hadiri Acara PWI di Solo, Gubernur Ahmad Luthfi Ungkap Peran Penting Pers bagi Pemerintahannya
- Dilepas Gubernur Ahmad Luthfi, Kontingen Jateng ke Pomnas XIX Diharapkan Jadi Juara Umum
- Demo Ricuh, Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Masyarakat Jateng Jaga Kondusivitas
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.