Gubernur Sebut Serapan Dana Covid-19 Jateng Capai 17% Lebih, DPRD Jateng: Itu Masih Rendah!

Wakil Ketua Komisi C DPRD Jateng, Sriyanto Saputro, menyebut penyerapan anggaran Covid-19 Jateng sekitar 17.28% masih rendah.

Gubernur Sebut Serapan Dana Covid-19 Jateng Capai 17% Lebih, DPRD Jateng: Itu Masih Rendah! Wakil Ketua Komisi C DPRD Jateng, Sriyanto Saputro. (Dok. Semarangpos.com)

Semarangpos.com, SEMARANG – Wakil Ketua Komisi C DPRD Jateng, Sriyanto Saputro, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mempercepat penyerapan anggaran penanganan Covid-19.

Menurut politikus Partai Gerindra itu, penyerapan anggaran Covid-19 di Jateng saat ini masih terbilang rendah.

Berdasarkan data yang disampaikan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), serapan dana Covid-19 Jateng baru mencapai 0,15%, atau sekitar Rp164,62 miliar. Realisasi itu dianggap sebagai yang terendah kedua se-Indonesia.

Baca juga: Beda Data Serapan Dana Covid-19 Jateng & Pusat, Ketua DPRD: Sistem Pelaporan Buruk

Namun, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengklaim data tersebut salah. Serapan dana Covid-19 Jateng, menurut Ganjar, sudah mencapai sekitar 17,28% per tanggal 24 Juli 2021.

Sriyanto pun meminta Gubernur segera melakukan evaluasi atas kinerja jajarannya dalam melakukan penyerapan anggaran Covid-19.

Ia menilai serapan sekitar 17,28% tidak bisa dibanggakan karena terbilang masih sangat rendah.

“Sangat disayangkan, pada saat rakyat menjerit didera pandemi, pemerintah pusat sudah mengalokasikan anggaran. Tapi, penyerapannya sangat rendah,” ujar Sriyanto dalam pesan tertulis kepada Semarangpos.com, Senin (26/7/2021).

Sriyanto mengatakan saat awal pandemi atau pada tahun 2020 lalu, rendahnya penyerapan anggaran masih bisa dimaklumi karena tumpang tindih dengan kebijakan pemerintah pusat. Namun untuk 2021, mestinya lebih siap sehingga tidak ada alasan kesulitan dalam penyerapan anggaran.

Rp1,837 Triliun

Menurut Sriyanto, evaluasi yang dilakukan Pemrov Jateng harus komprehensif, karena sumber anggaran penanganan Covid-19 tidak hanya dari APBN namun juga dari APBD. Tahun lalu misalnya, telah dilakukan refocusing untuk penanganan Covid-19 dari Belanja Tak Terduga (BTT) mencapai Rp1,837 triliun.

Namun hingga akhir tahun, alokasi anggaran untuk penanganan dampak ekonomi dari Rp96,40 miliar hanya terserap Rp69,25 miliar atau sekitar 71,83%.

“Ini kan aneh, sejak adanya pandemi rakyat banyak yang terdampak, tapi penyerapan tidak maksimal,” ujar Sriyanto.

Baca juga: Serapan Dana Covid-19 Jateng Disebut Terendah Kedua, Ini Respons Gubernur Ganjar

Selain itu, Sriyanto juga menyoroti banyaknya keluhan terkait pencairan dana insentif tenaga kesehatan yang tersendat. Di Jateng, hingga per 22 Juli 2021, dana insentif nakes yang bersumber dari DAU Rp60,165 miliar baru terserap sekitar Rp39,895 miliar atau 66,31%.

Oleh karenanya, ia pun meminta Gubernur untuk memacu kabupaten/kota dalam pencairan insentif nakes.

Selain itu, Sriyanto juga meminta Pemprov Jateng untuk kembali melakukan refocusing anggaran pada 2021. Namun, hingga kini perincian refocusing anggaran itu belum disampaikan.

“Nah, hasil refocusing 2021 ini ajang belum dilaporkan ke kami. Tahun lalu dari APBD saja Rp2 triliun lebih, yang berbentuk BTT ada Rp1,8 triliun,” tegas Sriyanto.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.