Investasi TLKM di GOTO Bukan Semata Hasilkan Gain Jangka Pendek

Secara komersial, besarnya investasi TLKM di GOTO adalah sebesar US$150 juta atas konversi CB.

Investasi TLKM di GOTO Bukan Semata Hasilkan Gain Jangka Pendek Gedung Telkom Landmark Tower, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. (JIBI/Bisnis Indonesia)

Semarangpos.com, JAKARTA-Meski saat ini sudah menghasilkan untung, namun  investasi TLKM di GOTO bukanlah untuk hasilkan gain jangka pendek. Demikian diungkapkan CEO Protemus Capital Wiljadi Tan.

Sebagaimana diketahui saat ini investasi PT Telkom Indonesia (TLKM) melalui Telkomsel di PT Gojek Tokopedia (GOTO) jadi diskusi di pasar modal. Ada pendapat yang mengatakan timbulnya kerugian dan ada yang berpendapat malah keuntungan atas investasi tersebut.

Secara komersial, besarnya investasi TLKM di GOTO adalah sebesar US$150 juta atas konversi CB dan US$300 juta atas konversi preferred stock option, sehingga total investasi adalah sebesar US$450 juta equivalent dengan Rp6,4 trilliun. Ketika dikonversi menjadi saham, perusahaan pelat merah ini memiliki 89.125 lembar saham atau 23,722,133,875 lembar setelah stock split, sehingga nilai buku investasi adalah sekitar Rp270/lembar saham.

Baca Juga: Dorong Daya Saing Generasi Muda, Telkom Hadirkan Digitalisasi Pendidikan di Tarutung

“Bila menggunakan harga penutupan minggu lalu Rp302/lembar, maka investasi TLKM tersebut menghasilkan gain sebesar Rp759 milliar. Bila menggunakan harga pasar sekarang sebesar Rp310/lembar per jumat ini pukul 14.00 maka keuntungan lebih besar lagi jadi Rp949 miliar,” jelas CEO Protemus Capital Wiljadi Tan di Jakarta dalam siaran pers yang diterima Semarangpos.com pada Jumat (27/5).

Menurut Wiljadi Tan, karena pada saat penutupan buku per 31 Desember 2021, pencatatan harus menggunakan nilai wajar dan berdasarkan assessment nilai wajar saat itu adalah Rp375, maka pencatatan akuntansi harus membukukan gain atas selisihnya sesuai dengan metode FVTPL.

Karena sejak awal tahun ini GOTO telah tercatat di bursa saham Indonesia, maka nilai wajar ditentukan dengan marked to market. Harga pasar GOTO masih akan berfluktuasi tergantung banyak faktor.

Baca Juga: Prospek Telkom Masih akan Bertumbuh hingga Akhir Tahun

Menurutnya, perlu dipahami bahwa investasi TLKM pada GOTO bukan bertujuan untuk menghasilkan gain jangka pendek. TLKM sebagai korporasi teknologi komunikasi bertujuan memperoleh sinergi jangka panjang. baik sinergi berupa kenaikan pendapatan maupun peningkatan daya saing.

“Menurut kami yang lebih penting adalah sinergi berupa competitiveness. TLKM perlu me-leverage budaya kompetisi yang ada di GOTO, untuk dapat kelak menjadikan TLKM perusahaan teknologi komunikasi tingkat global dengan daya saing tinggi,” kata dia.

Baca Juga :  Tokopedia Buka Kantor Layanan di Semarang

Ini adalah tujuan yang lebih strategis bagi TLKM. Sudah saatnya TLKM melakukan transformasi bisnis. Kalau GOTO yang relatif baru berdiri sudah dapat memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp358 trilliun, sementara TLKM yang sudah berdiri sedemikian lama memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp416 trilliun. Seyogyanya TLKM perlu meningkatkan daya saingnya sehingga dapat meningkatkan shareholders value.

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.