Kematian Bayi Baru Lahir di Kendal Capai 119 Kasus
Kematian bayi baru lahir di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, sepanjang 2019 ini, terbukukan 119 kasus. Oleh karena itu, Kendal menganggap penting optimalisasi fungsi bidan dalam pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi.
Semarangpos.com, SEMARANG – Sepanjang 2019 ini, kematian bayi baru lahir di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah terbukukan 119 kasus. Oleh karena itu, Kendal menganggap penting optimalisasi fungsi bidan dalam pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi.
Kasie Kesehatan Keluarga dan Gizi Kendal Endang Jumini, menyampaikan sampai dengan November 2019, masalah kematian bayi mencapai 119 kasus. Pada 2018, problem serupa mencapai 138 kasus, 2017 sejumlah 149 kasus, 2016 sebanyak 125 kasus, dan 2015 sebesar 160 kasus.
Adapun, problem kematian ibu per November 2019 sejumlah 11 kasus, 2018 sebanyak 18 kasus, 2017 sebesar 25 kasus, 2016 mencapai 19 kasus, dan 2015 ada 21 kasus. “Diketahui, masalah kematian ibu merupakan hasil interaksi dari berbagai aspek, baik aspek klinis, aspek sistem pelayanan, maupun faktor- faktor non kesehatan yang mempengaruhi,” paparnya dalam siaran pers yang diterima Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/11/2019).
Diharapkannya layanan kepada ibu hamil dan bayi balita dapat semakin optimal melalui peran bidan, khususnya bidan desa. Dengan terjangkaunya seluruh sasaran maka diharapkan kasus dengan faktor risiko atau komplikasi dapat di temukan sedini mungkin, sehingga dapat memperoleh penanganan yang memadai.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kendal Muhamad Nursidik menuturkan bidan atau bidan desa merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan ibu hamil, bayi, dan balita, Karena itulah, keberadaan dan kesiapan mereka dalam menangani permasalahan tersebut sangat penting.
Tingkat kesehatan masyarakat di Jawa Tengah khususnya di Kabupaten KendalĀ digambarkan melalui angka kematian ibu, angka kematian bayi, status gizi, dan angka morbiditas beberapa penyakit. Kasus-kasus itu tampak menurun, tetapi sejatinya masih terbilang banyak.
“Oleh karena itu peran aktif bidan dituntut mampu mengurangi bahkan ke depannya mampu menghilangkan permasalahan tersebut. Oleh karena itu para bidan dilengkapi dengan Kohort atau sumber data pelayanan kesehatan ibu bayi dan balita,” paparnya.
Pengamatan dan pencatatan dana tersebut juga dapat menjadi acuan untuk pencegahan masalah stunting pada anak.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Santri di Kendal Hanyut di Kali Kutho Ditemukan Meninggal
- Unik, Nelayan di Kendal Bisa Dengar Suara Ikan
- Kurir Sabu di Kendal Diringkus Polisi Pas Taruh Paket
- Bisa Ditiru! Begini Cara Polisi Kendal Ajak Warga Ikut Vaksin Covid-19
- 1.681 Ibu Hamil di Kendal Sudah Disuntik Vaksin Covid-19
- Status PPKM Level 3, Kendal Tak Mau Buru-Buru Gelar PTM
- Pakai Baju Adat & Masker, Gubernur Ganjar Dicuekin Mendagri Tito Karnavian
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.