Ladiid’s Cake and Cookies, Gairah Bimbel Sukoharjo yang Jadi Bisnis Kuliner

Kisah inspiratif kali ini hadir dari pemilik Ladiid's Cake and Cookies yang mengikuti gairahnya untuk berkecimpung di industri kuliner di Sukoharjo.

Ladiid’s Cake and Cookies, Gairah Bimbel Sukoharjo yang Jadi Bisnis Kuliner Hastari, pemilik Ladiid’s Cake and Cookie’s. (Istimewa)

Semarangpos.com, SEMARANG – Bisnis kuliner sebelumnya tidak ada dalam rencana masa depan Hastari. Ibu tiga anak itu sebelumnya hanya fokus mengejar cita-cita sebagai tenaga pendidik.

Cita-cita itu pun diwujudkan bersama sang suami dengan mengelola sebuah lembaga bimbingan belajar (bimbel) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (jateng).

Meski demikian, sebagai perempuan passion untuk memasak dan menghidangkan makanan yang enak bagi keluarga tak bisa diabaikan.

Baca juga: Jalin Kerja Sama Apik dengan Pengrajin Lokal , Bingah Leather Craft Pasarkan Tas Kualitas Impor

Justru gairah itu pulah yang membuat Hastari akhirnya berkecimpung dalam bisnis kuliner, pembuatan kue.

Ia pun lantas mendirikan sebuah usaha kuliner yang diberi nama Ladiid’s Cake and Cookies di Dukuh Kadutan RT 001/RW 005, Desa Bulu, Sukoharjo.

Bisnis yang didirikan pada 2014 lalu itu pun lambat laun mulai berkembang hingga menghasilkan banyak cuan.

“Awal mulanya itu banyak teman minta dibuatin kue untuk arisan atau rapat. Dari situ, pada keterusan. Mungkin karena rasanya cocok,” cerita Hastari kepada Semarangpos.com, Selasa (3/8/2021).

Hastari mengaku sebelumnya tidak punya pengalaman berjualan kue. Ia bahkan tidak memiliki keahlian membuat kue.

Kemampuannya itu diperoleh setelah banyak mencoba kue-kue yang dijual di pasaran. Dari situ, ia pun mulai belajar secara otodidak membuat kue.

“Selain itu, saya juga sering ikut pelatihan. Kemudian, coba-coba kue yang dijual di toko-toko terkenal, seperti mal. Ternyata, rasanya enggak jauh beda dengan kue buatan saya. Akhirnya, saya berani memasarkan produk sendiri,” terang Hastari.

Ada berbagai macam kue yang dipasarkann Ladiid’s Cake and Cookies. Mulai dari kue tradisional, hingga kue modern seperti brownies, tiramisu, hingga tar.

UMKM Virtual Expo

Sebelum pandemi, Hastari pun mengaku sempat kebanjiran order. Kebanyakan pesanan berasal dari orang-orang yang akan menggelar acara seperti ulang tahun, arisan, hingga rapat.

Namun di masa pandemi ini pesanannya pun mulai surut. Kebijakan pemerintah yang menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat membuat bisnisnya mulai surut.

“Dulu saya bisa meraup keuntungan Rp14 juta per bulan. Kalau sekarang susah. Orang gelar ulang tahun dulu bisa pesan ratusan snack box. Sekarang 10 saja sudah bagus,” ujar Hastari.

Kendati demikian, Hastari tidak patah arang. Ia pun mencoba strategi pemasaran baru, yakni secara daring atau online.

Baca juga: Inspiratif! Wanita Asal Grobogan Sukses Jual Jajanan Pasar di Dubai

Berbagai pelatihan pun diikutinya, seperti UMKM Virtual Expo 2021 yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo bekerja sama dengan Solopos.

Dari pelatihan itu, Hastari mendapat banyak manfaat, terutama dalam memasarkan produk secara online.

Ia yang semula gagap teknologi (gaptek), kini sudah tahu caranya memasarkan produk secara e-commerce dengan memanfaatkan marketplaces.

“Kebetulan di pelatihan itu kita juga difasilitasi marketplaces dari Shopee dan Tokopedia,” ujar perempuan berusia 34 tahun itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.