Penonaktifan Dosen Unnes Benarkan Terkait Plagiarisme Rektor?
Sucipto Hadi Purnomo, dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes) menduga penonaktifan dirinya dilatarbelakangi kasus dugaan plagiarisme sang rektor.

Semarangpos.com, SEMARANG — Sucipto Hadi Purnomo, dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes), menduga penonaktifan dirinya sebagai anggota staf pengajar peguruan tinggi negeri itu dilatarbelakangi kasus dugaan plagiarisme oleh Rektor Fathur Rokhman.
“Diduga karena saya pernah diminta menjadi saksi dalam kasus yang dilaporkan oleh pimpinan Unnes ini ke Polda Jawa Tengah,” kata Sucipto di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (15/2/2020).
Menurut dia, pimpinan Unnes pernah melaporkan seseorang ke polisi yang diduga telah mengungkap dugaan plagiarisme yang dilakukan rektor. Ia menyebut rangkaian dari perkara itu menjadi latar belakang pencopotan dirinya sebagai pengajar.
Rektor Unnes Memperkarakan Wartawan ke Polisi
Selanjutnya, kata dia, ada pihak-pihak yang kemudian mencari-cari kesalahan, salah satunya lewat unggahannya di media sosial. Ia menilai tuduhan ujaran kebencian terhadap Presiden Joko Widodo melalui unggahan-unggahan di media sosial Facebook miliknya itu masih bisa diperdebatkan.
“Kalau perlu dibuat forum debat akademik secara terbuka untuk menilai hal itu,” katanya.
Jika dinilai menghina, menurut dia, maka unggahannya itu bahkan harusnya bisa diproses secara hukum. Meski telah dinonaktifkan sebagai pengajar, Sucipto mengaku akan mengikuti proses yang sudah diputuskan oleh pimpinan Unnes tersebut.
“Sementara akan rehat dulu,” katanya.
Dugaan Plagiarisme Rektor Unnes, Telusuri Saja Alamat Laman Ini…
Meski demikian, ia menyayangkan terputusnya akses bimbingan terhadap para mahasiswa yang selama ini telah menyusun skripsi. Sebelumnya diberitakan, Unnes menonaktifkan salah seorang dosen, Sucipto Hadi Purnomo, dari tugas mengajarnya.
Penonaktifan itu dilakukan setelah diduga melakukan ujaran kebencian terhadap Presiden Joko Widodo melalui media sosial. Rektor Unnes Fathur Rohkman mengatakan kasus dugaan penghinaan terhadap kepala negara itu sudah terjadi cukup lama.
“Kejadiannya saat masa pemilihan presiden,” katanya. Menurut dia, dosen Fakultas Bahasa dan Seni itu diduga mengunggah beberapa konten yang isinya ujaran kebencian melalui akun media sosial Facebook miliknya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- Presiden Jokowi Resmikan 4 Embung di 3 Kabupaten di Jateng
- Kasus Covid-19 di 5 Provinsi Jadi Perhatian Jokowi, Mana Saja
- Ini Cara Tuntaskan Skripsi di Masa Pandemi ala Waki Rektor Unnes
- Kritik Wapres & Ketua DPR, Akun Medsos BEM KM Unnes Diretas
- Gubernur Ganjar Beri Ucapan Selamat Ulang Tahun ke Presiden Jokowi
- Sambangi Proyek Tol Semarang-Demak, Jokowi Sebut Jadi Solusi Macet Puluhan Tahun
- Kunjungi Bandara Purbalingga, Presiden Jokowi: Semoga Bisa Pacu Ekonomi Jateng Selatan
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.