Semarang-Pekalongan Tenggelam, DPRD Jateng Minta Setop Pembangunan di Pesisir
Semarang-Pekalongan diprediksi bakal tenggelam lebih dulu daripada Jakarta akibat penurunan permukaan tanah yang drastis setiap tahunnya.

Semarangpos.com, SEMARANG – Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah (Jateng), Hadi Santoso, meminta lembaga eksekutif untuk mengkaji ulang rencana pembangunan proyek industri di kawasan pesisir pantai utara.
Upaya itu dilakukan sebagai salah satu cara mengantisipasi ancaman penurunan permukaan tanah di kawasan pesisir pantai utara.
Penurunan tanah menjadi masalah serius di kawasan pesisir Jateng. Bahkan, pakar geodesi ITB, Heri Andreas, memprediksi penurunan tanah di kawasan pesisir membuat tiga wilayah Jateng, Semarang, Demak, dan Pekalongan bakal tenggelam lebih dulu dibanding Jakarta.
Baca juga: Pakar ITB Sebut Pekalongan-Semarang Bakal Tenggelam, ESDM Jateng Ungkap Penyebabnya
Hadi menilai prediksi pakar ITB itu sebagai sebuah peringatan bagi pemerintah di Jateng untuk segera berbenah, salah satunya mengkaji tata pola dan struktur ruang di kawasan pesisir.
“Tata pola dan struktur ruang, khususnya untuk mengurangi tekanan dan beban tanah di kawasan pesisir harus mulai dilakukan. Hentikan pembangunan pabrik dan perumahan di lokasi yang risiko landsubsidence tinggi,” ujar Hadi kepada Semarangpos.com, Kamis (5/7/2021).
Selain pembangunan pabrik, Hadi juga meminta pemerintah untuk lebih memanfaatkan sistem pemanfaatan air melalui jaringan pipa di kawasan industri yang banyak berdiri di kawasan pesisir.
Menurutnya, pengambilan air tanah yang masif menjadi salah satu penyebab penurunan permukaan tanah atau land subsidence.
“Ini menjadi alarm bagi pemerintah agar melengkapi sistem pemanfaatan air di kawasan industri. Pantura harus nol pengambilan air tanah,” ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Hadi menambahkan ada kemungkinan pabrik-pabrik yang berdiri di kawasan industri sudah mulai menggunakan jaringan pipa untuk memenuhi kebutuhan air.
SPAM Regional Petanglong
Namun, tidak menutup kemungkinan pelaku industri di luar kawasan, seperti pabrik maupun hotel yang masih mengeksploitasi air tanah, dengan menggunakan sumur dalam.
Hadi menyebut masalah pengambilan air tanah sebenarnya sudah disiasati pemerintah dengan membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Petanglong di Desa Krompeng, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan.
SPAM Regional Petanglong itu mampu memenuhi akses air minum aman bagi penduduk di kawasan pesisir yang tersebar di Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, dan Kota Pekalongan.
Baca juga: Targetkan 4.000 Orang Divaksin Per Hari, Polda Jateng Canangkan Vaksinasi Merdeka Candi
SPAM Petanglong memanfaatkan air dari Bendungan Jambangan dan Bendungan Kaliboyo sehingga memberi tambahan pasokan air baku bagi penduduk di tiga kabupaten tersebut.
“Selain itu kita juga harus mulai merawat lingkungan dengan menggalakkan penanaman mangrove agar kembali terbentuk garis pantai dan menangkal sedimen transport. Penanaman mangrove bisa mengisi daratan dan menjadikan ekosistem estuary semaki hijau dan kaya akan unsur-unsur yang menopang keberlangsungan kehidupan makhluk,” beber Hadi.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya
Baca Juga
- HUT ke-80 RI, Ketua DPRD Jateng Sumanto Dorong Generasi Muda Jawab Tantangan Zaman
- Ketua DPRD Jateng Sumanto Tekankan Wawasan Kebangsaan untuk Tumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air
- Pidato Puan Bangkitkan Semangat Daerah, Ketua DPRD Jateng Sumanto: Kita Fokus Hapus Kemiskinan
- Jelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Ketua DPRD Jateng Sumanto Ingatkan Perjuangan Melawan Kemiskinan
- Banyak Petuah dalam Cerita Wayang Kulit, Ketua DPRD Jateng Ingin Pentaskan Lakon Berurutan
- DPRD Jateng Sepakati APBD Perubahan 2025, Dorong Pemprov Alokasikan Anggaran Strategis
- Ketua DPRD Jateng Minta Pemprov Rem Kenaikan Harga Pokok Jelang Nataru
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.