Benarkah Konflik Banteng-Celeng Soal Capres PDIP Setingan?

Konflik di tubuh PDIP terkait calon presiden (Capres) 2024 menurut Pengamat politik UNS Solo, Agus Riewanto adalah setingan.

Benarkah Konflik Banteng-Celeng Soal Capres PDIP Setingan? Pengamat UNS, Agus Riewanto (Semarangpos.com-Istimewa)

Semarangpos.com, SOLO— Konflik di tubuh PDIP terkait calon presiden (Capres) 2024 dengan menyebut kader celeng menurut Pengamat politik UNS Solo, Agus Riewanto adalah setingan. Tujuannya untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas Ganjar Pranowo dan PDIP.

“Menurut saya dinamika PDIP yang berkonflik antara orang yang pro Ganjar Pranowo dengan yang tidak, hemat saya itu hanya bagian dari upaya untuk menaikkan popularitas Ganjar saja sebenarnya,” tutur dia saat dihubungi Semarangpos.com, Jumat (15/10/2021).

Dosen Hukum Tata Negara tersebut meyakini konflik yang sejauh ini melibatkan sosok Ganjar Pranowo, F.X. Hadi Rudyatmo dan Bambang Wuryanto, sebenarnya tak ada. “Saya mempercayai bahwa itu tidak ada konflik. Mereka tak ada masalah,” urai dia.

Baca juga: PDIP Bakal Sanksi Kader Yang Deklarasi Ganjar atau Puan Capres 

Menurut Agus di dunia politik cara seperti itu sah-sah saja dilakukan partai politik untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas. Dengan memunculkan setingan konflik di internal PDIP terkait capres, secara otomatis mereka menjadi perbincangan publik hingga cukup lama.

“PDIP sudah memulai hal itu. Ya sah-sah saja dalam rangka untuk mencari kekinian publik kan. Siapa sih capres yang layak digadang-gadang mereka. Jadi tidak ada masalah di PDIP sebenarnya. Tidak ada friksi, hanya untuk menaikkan popularitas saja,” sambung dia.

Soal Capres PDIP

Selain untuk menaikkan popularitas Ganjar, menurut Agus, dengan memunculkan friksi di internal partai akan ikut mengangkat nama PDIP. Poinnya, bagaimana menyampaikan sebuah pesan kepada publik bahwa tidak mudah untuk menjadi capres dari partai itu.

“Capres PDIP itu akan dikelola sedemikian rupa supaya kesannya menjadi mahal. Jadi parpol tidak boleh hanya dimonopoli oleh seorang Ganjar. Makanya Ganjar itu dianiaya, dikecilkan, direndahkan, itu juga untuk menaikkan daya tawar [bargaining] PDIP,” kata dia.

Baca juga: Ini Nama 11 Siswa MTS Ciamis Yang Meninggal Saat Susur Sungai

Dengan seperti itu, Agus menerangkan, para kader partai juga akan menjadi lebih loyal dan tunduk dengan PDIP. “Kebayang enggak kalau dalam posisi sekarang PDIP menyerah, oh iya saya terima kamu capres kami. Kan lucu bila begitu bagi partai,” imbuh dia.

Semakin lama PDIP menentukan figur capres-cawapresnya, menurut Agus juga menyiratkan pesan bahwa partai itu tidak mau didikte pihak luar. Ada misi untuk menegaskan kepada publik bahwa dalam hierarki politik, yang paling tinggi posisinya adalah parpol.

“Capres itu dicalonkan parpol, masa parpol didikte oleh calon, kan lucu. Dan apa yang terjadi di PDIP itu dalam rangka menegakkan marwah parpol. Saya kira parpol lain juga harus berpikir seperti PDIP. Tapi belum tentu Ganjar akan menjadi capres PDIP ya,” urai dia.

 

 

 

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.